Nyeraka Agok'an Tradisi Pernikahan di Kabupaten Empat Lawang
SEDEKAH : Kegiatan sedekah perkawinan dikabupaten Empat Lawang. FOTO : RATI/REL --
Dikarenakan, sedekahan di desa beberapa hari sebelum hari utama sedekahan sudah banyak yang hadir, baik itu dari tetangga ataupun kerabat jauh.
"Setelah Nyeraka Agok'an, maka setiap pekerjaan dilakukan sesuai dengan apa yang telah ditentukan dan ditugaskan kepada masing-masing petugas.
Namun, tidak menutup kemungkinan mereka akan tetap membantu pekerjaan atau tugas yang lain," ucapnya.
Untuk bagian-bagian dari kepanitian yang dibentuk pada Nyeraka Agok'an, telah mengalami perubahan, dikarenakan telah menyesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan, kebudayaan ini terus mengalami dinamika, baik juga dikarenakan zaman yang telah modern dan semua telah dibuat mudah oleh kecanggihan teknologi dan peralatan.
BACA JUGA:60 Personel Bintara Remaja Ikuti Tradisi Pembaretan
Sahma berharap agar kebudayaan ini mampu membuka pemikiran tentang pentingnya sebuah kebudayaan, karena kebudayaan adalah sesuatu yang sangat berharga.
"Tradisi ini menunjukkan bahwa masih terjalinnya kerja sama dan rasa tolong menolong yang masih sangat erat," jelasnya.
Di sisi lain, Rani salah seorang warga mengatakan bahwa di desa sangat berbeda jauh jika dibandingkan dengan perkotaan, di mana bagian dari kepanitian dan kepengurusannya untuk daerah-daerah yang sudah maju dan telah mempunyai kesibukannya sendiri sendiri yang tidak mampu untuk ditinggalkan.
BACA JUGA:Lumpatan, Jadi Tradisi Desa Terusan
Maka semua dari kepanitian ini diatur oleh WO (Wedding Organizer) dan telah menjadi sebuah bisnis yang menjanjikan.
"Karena kebutuhan dan penyesuaian keadaaan yang ada.
Sehingga nantinya bisa saja tradisi dari Nyeraka Agok'an akan hilang dan diambil alih oleh WO tadi," kata Rani. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: