Sedekah Tengkat : Sebuah Program Berbagi untuk Kaum Dhuafa di Kecamatan Tebing Tinggi

Sedekah Tengkat : Sebuah Program Berbagi untuk Kaum Dhuafa di Kecamatan Tebing Tinggi

Oleh : Noperman Subhi, S.IP., M.Si (Camat Tebing Tinggi)

Rantang adalah panci bersusun dan bertutup untuk tempat makanan dengan dilengkapi tangkai, yang berfungsi sebagai pengait dan pegangan. Di bagian tengah pegangan juga terdapat besi yang berfungsi sebagai 'kunci' agar susunan rantang tak goyah. Isi dari tingkatan rantang dimulai dari paling bawah menjadi tempat nasi, di bagian tengah dijadikan tempat sayur, dan yang di atas menjadi tempat lauk. Dalam perkembangannya, rantang menjelma menjadi sebuah kotak makan dengan berbagai tipe yang lebih sederhana tanpa susunan. Namun tak dimungkiri, rantang masih tetap jadi pilihan konvensional yang lebih praktis. Rantang punya banyak kegunaan, selain untuk membawa bekal makanan rantang juga kerap digunakan sebagai wadah hantaran. Rantang pun bisa dipakai berulang-ulang (reuseable) sebagai wadah makanan sustainable dan juga mengurangi sampah.

Dalam bahasa Inggris, rantang disebut tiffin carrier. Di India rantang disebut dabbas. di Jerman, rantang disebut Henkelmann. Di Thailand rantang disebut Pin To, di Khmer rantang disebut Chan Srak, di China Hokkien rantang disebut Uann tsan, di negara Arab rantang disebut safartas dan di Hungaria  rantang disebut Ethordo. Dalam Bahasa Empat Lawang rantang disebut dengan kata tengkat.

Rantang di India digunakan untuk wadah makan siang pekerja kantoran dari rumah atau katering. Dari India, rantang menyebar luas ke Asia sebagai wadah makan siang. Dari India rantang menyebar ke Indonesia, Malaysia (mangkuk datar)  dan Singapura. Di Asia Tenggara rantang mulai jadi bagian keseharian sejak 1950-an. Ada pakar yang menyebutkan bentuk wadah susun rantang terinspirasi dari keranjang bambu bertumpuk untuk mengukus dimsum.

Pesta adalah sebuah acara sosial yang dimaksudkan terutama sebagai perayaan dan rekreasi. Pesta dapat bersifat keagamaan atau berkaitan dengan musim atau pada tingkat yang lebih terbatas, berkaitan dengan acara-acara pribadi dan keluarga untuk memperingati atau merayakan suatu peristiwa khusus dalam kehidupan yang bersangkutan.

Pesta merupakan acara perayaan atas sesuatu hal. Pesta pada umumnya merupakan peristiwa yang meriah dan menggembirakan. Banyak jenis-jenis pesta, diiantaranya pesta penikahan atau resepsi pernikahan. Pesta penikahan atau resepsi pernikahan merupakan ajang interaksi sosial baik pengantin, keluarga, maupun para tamu. Tujuan dilakukannya pesta atau resepsi pernikahan adalah untuk memberikan dan membagikan kabar gembira pernikahan dua mempelai kepada kerabat atau keluarga serta sebagai wujud dari rasa syukur.

Akhir dari rangkaian acara pesta atau resepsi maupun sedekah atau syukuran, tamu-tamu yang diundang selalu dimanjakan dengan jamuan makan. Perjamuan secara tradisional yang disiapkan keluarga dekat maupun bantuan dari tetangga diadakan untuk meningkatkan prestise tuan rumah atau memperkuat ikatan sosial di antara kontributor bersama. Dalam perkembangannya, jamuan makan mengalami perubahan, seringkali jamuan sudah disiapkan oleh pengusaha jasa boga atau katering. Tuan rumah yang melaksanakan pesta tinggal menyiapkan biaya sesuai dengan menu masakan yang diinginkan.

Salah satu persiapan yang harus jauh-jauh hari dilakukan adalah menentukan siapa yang akan diundang ke pesta pernikahan. Mengetahui jumlah tamu yang akan diundang untuk menentukan banyaknya porsi makanan yang harus disediakan. Tidak heran apabila Pesta atau resepsi pernikahan selalu dipenuhi berbagai makanan dan minuman enak. Gambaran tertua dari suatu perjamuan makan berasal dari zaman Ratu Syub-ad (2600 SM). Di situ terlukis suatu pesta jamuan, para tamu raja duduk di bangku-bangku yg rendah sedang dilayani dengan piala-piala berisi anggur. Pada masa-masa berikutnya, Raja Asyurbanipal minum dengan istrinya di taman istana kerajaan, pelayan-pelayan siap berdiri dengan kipas di tangan untuk mengipas orang-orang yg makan dan mengusir nyamuk-nyamuk yg mengganggu. Daftar makanan yg paling tua yg masih tersimpan, adalah yg berhubungan dengan jamuan pesta yg diadakan oleh Asyurbanipal II.

Sudah menjadi budaya pesta atau resepsi pernikahan di Indonesia, termasuk di Kabupaten Empat Lawang, khususnya kecamatan Tebing Tinggi pesta atau resepsi penikahan diselenggarakan dengan meriah dan dihadiri ratusan bahkan ribuan orang. Tentu saja nasi, sayur dan lauk yang disajikan berlimpah untuk menjamu para tamu. Seringkali usai pesta atau resepsi berakhir, banyak makanan sisa yang tidak dimakan oleh tamu dan berakhir dibuang begitu saja. Hal ini lah yang mendorong pemerintah kecamatan Tebing Tinggi mengagas program sedekah.

Budaya yang tidak kalah pentingnya ketika tuan rumah pesta atau resepsi pernikahan mengantar rantang kepada keluarga atau tetangga sebelum atau sesudah pesta atau resepsi pernikahan dilaksanakan. Mengantar rantang yang berisi makanan kepada keluarga atau tetangga sebagai simbol kehormatan. Mereka yang dapat kiriman rantang dianggap orang-orang terhormat sebagai sesepuh, tokoh masyarakat, pejabat atau orang-orang yang ikut andil suksesnya pelaksanaan pesta atau resepsi pernikahan. Sementara disekitar kita masih ditemukan kaum dhuafa yang butuh bantuan yang layak, apalagi untuk urusan makan dan minum.

Belajar dari seorang pengantin wanita asal Benggala Barat, yang memutuskan untuk turun tangan langsung membersihkan makanan-makanan setelah pesta pernikahannya usai. Masih lengkap mengenakan gaun, perhiasan dan riasan pengantin tengah duduk di salah satu stasiun kereta dengan wadah besar berisi makanan dari pesta atau resepsi pernikahannya. Pengantin wanita bernama Papiya Kar ini tidak mempedulikan gaun atau riasannya yang berantakan, karena membagikan makanan sisa dari pernikahannya ke daerah kumuh di stasiun Ranaghat (India).

Memaknai hakikat dari sedekah dan sejarah rantang serta masih ditemukannya warga masyarakat dikecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Empat Lawang yang hidup digaris kemiskinan sehingga sulit memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makan dan minum, maka digagaslah “sedekah tengkat”. Program ini dilakukan dengan tata cara, ketua rukun tetangga (RT) akan menitipkan satu atau dua pasang bahkan lebih rantang kosong kepada mereka yang melaksanakan pesta atau resepsi perkawinan diwilayahnya dengan harapan mereka dapat mengisi rantang tersebut dengan nasi, sayur dan lauk serta menu lainnya yang menjadi bagian dari hidangan sedekah atau resepsi pernikahan. Rantang yang telah diisi nantinya akan diambil RT yang  menitipkan rantang, lalu diberikan kepada kaum dhuafa dalam satu wilayah kelurahan melalui RT lain yang warganya berhak mendapatkan sedekah rantang yang sudah terdata dalam database kaum dhuafa yang ada dikelurahan yang telah didaftarkan oleh masing-masing RT serta disahkan secara bersama dan diketahui oleh camat Tebing Tinggi. Untuk tahap awal masing-masing kelurahan menyiapkan dua buah rantang dan masing-masing RT mendaftarkan 1 sampai 5  warganya yang tidak mampu sebagai data mereka yang nantinya berhak menikmati program sedekah tengkat.

Dalam Islam sedekah tidak hanya sekedar berbagi pada sesama, sedekah telah mencakup bermacam amal baik seseorang. Sedekah makanan merupakan salah satu jenis sedekah non materi yang bisa digunakan untuk berbagi dengan orang lain. Ada beberapa manfaat dan keutamaan bersedekah makanan. Sedekah makanan akan memberi keberkahan pada rezeki orang yang memberi. Bagi orang yang diberikan makanan, pastinya akan sangat bermanfaat dan bisa meringankan beban mereka. Orang yang suka memberikan sedekah termasuk sedekah makanan, akan diberikan pahala yang berlipat-lipat. Sedekah makanan dapat memberikan efek berpikiran positif yaitu memperoleh ketenangan hati. Saat seseorang memberikan sedekah makanan pasti akan timbul rasa senang dan bangga pada diri sendiri karena bisa berbagi dengan orang lain. Begitu pula dengan orang yang diberi makanan, pasti akan sangat senang hati menerimanya. Dengan memberikan sedekah makanan kepada orang yang membutuhkan, pahala yang didapatkan dapat menutupi dosa yang telah diperbuat.

 

Kita semua berharap program sedekah tengkat didukung oleh semua komponen yang ada di kecamatan Tebing Tinggi, khususnya warga masyarakat penyelenggara pesta atau resepsi pernikahan. Program sedekah tengkat pun diharapkan menjadi program unggulan serta menjadi budaya baru yang lahir di Tebing Tinggi yang manfaatnya tidak kalah dengan budaya berbagi sesama yang telah hadir lebih dulu di bumi Saling Keruani Sangi Kerawati. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: