RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID – Di tengah arus modernisasi pendidikan, kisah perjuangan Rasita Siregar, seorang kepala sekolah taman kanak-kanak (TK) di Kepulauan Meranti, Riau, menggetarkan hati banyak orang.
Setiap pagi, perempuan tangguh ini harus melintasi laut dan melintasi hutan bakau selama lebih dari satu jam demi sampai ke sekolah tempatnya mengabdi — TK Negeri Kadabu Rapat.
Kisah inspiratif ini viral setelah diumumkan oleh adiknya melalui akun Threads @sayabangucok, yang menceritakan betapa beratnya perjuangan sang kakak demi mendidik anak-anak di wilayah perbatasan Indonesia–Malaysia.
"Dari rumah ke sekolahan ya mesti nyeberang selat dulu, baru motoran sejaman lewatin hutan bakau. Kadang ketemu ular gede, buaya juga. Asal jangan buaya darat," tulis sang adik dengan nada gurau.
Unggahan itu langsung menyita perhatian publik. Banyak warganet menyampaikan rasa kagum dan salut atas dedikasi Rasita sebagai pendidik di daerah terpencil, yang tetap berjuang di tengah segala keterbatasan.
Perjuangan di Tengah Alam Liar
Setiap hari, Rasita menghadapi ombak besar, cuaca ekstrem, dan jalan berlumpur.
Ketika musim hujan tiba, tantangan semakin berat karena pasang air dapat menutupi jalan dan membawa ancaman buaya.
"Kalau musim pasang besar, airnya bisa naik sampai ke jalan. Tahun lalu malah sempat ada buaya naik ke darat, tepat di depan sekolah," ungkapnya.
BACA JUGA: Dinsos Empat Lawang Bergerak Cepat: ODGJ Asal Muba Dirujuk ke RSJ Ernaldi Bahar Palembang
Meski begitu, Rasita tak pernah gentar. Ia bahkan bekerja sama dengan aparat desa untuk memasang papan peringatan agar anak-anak tidak bermain di tepi parit depan sekolah.
Membangun Sekolah dari Nol