Anies Baswedan Kritik Sistem Pendidikan Indonesia: Sudah Ketinggalan Zaman dan Tak Relevan dengan Era Digital

Kamis 09-10-2025,12:16 WIB
Reporter : Andika
Editor : Andika

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID – Kritik tajam kembali dilontarkan oleh Anies Baswedan terhadap sistem pendidikan nasional.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menilai bahwa sistem pendidikan di Indonesia saat ini sudah usang dan tidak lagi relevan dengan kebutuhan anak-anak yang hidup di era digital.

Pernyataan tersebut disampaikan Anies saat menjadi pembicara dalam forum ASEAN for the Peoples Conference yang digelar di The Sultan Hotel, Jakarta, pada Minggu (6/10/2025).

Dalam forum itu, ia diminta memaparkan pandangan tentang reformasi pendidikan untuk mendukung target Indonesia menjadi negara dengan ekonomi terbesar keempat dunia pada tahun 2045.

BACA JUGA:Kejari OKI Gagalkan Penyamaran Jaksa Gadungan, Bupati Muchendi Apresiasi Langkah Tegas Penegak Hukum

BACA JUGA:Desa Aur Gading, Ketahanan Pangan, Desa Kembangkan Ayam Petelur, Dari DD Angaran, 2025 di Kolola Bumdes

“Kita memiliki anak-anak abad ke-21, namun sistem sekolah kita masih beroperasi dengan pola pikir abad ke-20,” ujar Anies tegas dalam bahasa Inggris.

Dua Masalah Utama: Sistem Usang dan Ketimpangan Akses Pendidikan

Menurut Anies, ada dua persoalan mendasar dalam dunia pendidikan Indonesia.

Pertama, sistem pendidikan Indonesia dinilai sudah usang, karena masih berorientasi pada pola pikir era industri.

Cara mengajar, kurikulum, hingga desain ruang kelas masih menekankan disiplin, hafalan, dan keseragaman, bukan kreativitas dan inovasi.

“Sistem ini belum dirancang untuk era jaringan digital dan perubahan yang sangat cepat seperti sekarang,” kata Anies.

BACA JUGA:Sekda Fauzan Pimpin Rapat Persiapan PEDA KTNA XVI di Empat Lawang: Taman Pulo Mas Siap Jadi Ikon Baru Daerah

BACA JUGA:Anggaran TKD Turun 39 Persen, Gubernur Herman Deru Dorong Optimalisasi Pajak Daerah di Sumsel

Kedua, ketimpangan akses pendidikan. Ia menyoroti jurang besar antara anak-anak di kota dan desa, antara keluarga kaya dan miskin, bukan hanya dari segi fasilitas, tetapi juga akses terhadap mimpi dan imajinasi masa depan.

Kategori :

Terpopuler