Alih-alih menjadikan Sejarah dan Sastra sebagai pelajaran wajib, Bukik menilai yang dibutuhkan adalah guru kreatif dan ruang pembelajaran merdeka.
Menurutnya, literasi dan imajinasi siswa dapat tumbuh lewat metode yang lebih humanis, seperti:
Menggunakan kisah lokal sebagai bahan ajar
Membuat puisi karya siswa
Menggelar drama sejarah
Mengadakan diskusi terbuka
Konsep ini dirangkumnya dalam pendekatan 5M Guru Belajar Foundation, yakni:
1. Memanusiakan hubungan
2. Memahami konsep
3. Membangun keberlanjutan
4. Memilih tantangan
5. Memberdayakan konteks
Fokus pada Cara Mengajarkan
BACA JUGA:Dari Dapur Rumah ke Etalase Bandara, Kisah Sukses UMKM Bersama Rumah BUMN Binaan BRI
BACA JUGA:Suami Istri dari Musi Rawas Kompak Jual Ekstasi di Lubuk Linggau, Polisi Amankan Puluhan Butir
Bukik menekankan, fokus pendidikan seharusnya beralih dari apa yang diajarkan menjadi bagaimana cara mengajarkan. Dengan demikian, Sejarah dan Sastra bisa tetap hidup di sekolah tanpa harus terkekang oleh label “mapel wajib”.