RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID – Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemprov Sumsel) tengah mengintensifkan kajian dan survei terhadap alur Sungai Lematang sebagai alternatif jalur pengangkutan batu bara.
Langkah ini diambil guna mengurangi beban jalan raya dan menekan potensi konflik sosial akibat tingginya lalu lintas truk batu bara yang melintas di jalur darat.
Wakil Gubernur Sumsel, Cik Ujang, menyatakan bahwa survei tersebut bertujuan untuk mengevaluasi potensi dan tantangan yang akan dihadapi jika Sungai Lematang dijadikan jalur logistik batu bara.
“Kami akan lakukan survei terlebih dahulu agar bisa mengetahui kondisi alur sungai. Ini penting agar kejadian seperti insiden di Sungai Lalan tidak terulang,” ungkapnya, Rabu (6/8/2025).
BACA JUGA:BRI Perluas Kuota KPR FLPP 25.000 Unit, Dukung Program 3 Juta Rumah Pemerintah
BACA JUGA:Wujudkan Ketahanan Pangan, Lapas Empat Lawang Laksanakan Kegiatan SAE untuk Warga Binaan
Menurut Cik Ujang, izin pemanfaatan Sungai Lematang sebenarnya telah diterbitkan lima tahun lalu.
Namun, implementasinya belum optimal karena adanya fluktuasi debit air yang cukup ekstrem.
Di musim kemarau, debit air menyusut sehingga menyulitkan tongkang untuk melintas. Sebaliknya, saat musim hujan, aliran sungai justru mendukung aktivitas pengangkutan.
Saat ini, jalur sungai yang sudah aktif digunakan untuk distribusi batu bara berada di wilayah Muara Lematang, Kabupaten PALI, karena memiliki akses langsung ke Sungai Musi.
Sedangkan wilayah seperti Lahat dan Muara Enim masih dalam tahap studi kelayakan lebih lanjut.
BACA JUGA:Holding Ultra Mikro Salurkan Kredit Rp631,9 Triliun ke 34,7 Juta Debitur, Dorong UMKM Naik Kelas
BACA JUGA:BRI Perluas Kuota KPR FLPP 25.000 Unit, Dukung Program 3 Juta Rumah Pemerintah
Jika hasil survei menunjukkan kelayakan, Pemprov Sumsel membuka peluang investasi untuk mendukung pengembangan jalur air tersebut.
“Ini bagian dari upaya kami untuk mengurangi beban jalan negara dan menghindari konflik sosial akibat lalu lintas truk batu bara. Saat ini, ada sekitar 30 ritase per hari yang masih menggunakan jalur darat,” tambahnya.