RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID – Penyakit hati berlemak non-alkoholik (Non-Alcoholic Fatty Liver Disease/NAFLD), kini dikenal sebagai Metabolic Associated Steatotic Liver Disease (MASLD), bukan lagi penyakit yang hanya menyerang orang dewasa.
Data terbaru menunjukkan bahwa penyakit ini semakin sering ditemukan pada anak-anak.
Ironisnya, gejala yang tidak spesifik membuat diagnosis sering terlambat, sehingga risiko komplikasi meningkat.
Menurut Dr. Neelam Mohan, Senior Director dan Kepala Departemen Gastroenterologi, Hepatologi, dan Transplantasi Hati di Medanta The Medicity, Gurugram, MASLD pada anak-anak sering dikaitkan dengan obesitas, pola makan buruk, dan gaya hidup sedentari.
BACA JUGA:Tips Unik Tidur Nyenyak Saat Flu, Coba Taruh Kentang di Kaos Kaki!
“Dulu penyakit ini dianggap hanya menyerang orang dewasa, tetapi kini 35,4% anak-anak juga mengalaminya, terutama mereka yang obesitas,” jelasnya.
Mengapa MASLD pada Anak Berbahaya?
Penyakit ini terjadi ketika lemak berlebih menumpuk di sel-sel hati, menyebabkan peradangan dan kerusakan yang dapat berkembang menjadi fibrosis, sirosis, atau bahkan kanker hati (HCC).
Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa berakhir dengan gagal hati dan membutuhkan transplantasi.
BACA JUGA:Jangan Abaikan! Tanda Arteri Tersumbat yang Muncul di Malam Hari
Gejala MASLD sering kali tidak jelas pada tahap awal, tetapi seiring perkembangan penyakit, beberapa tanda berikut perlu diwaspadai:
- Kelelahan: Anak terlihat mudah lelah tanpa alasan jelas.
- Nyeri Perut: Ketidaknyamanan di bagian kanan atas perut.
- Pembesaran Hati: Hati yang membesar bisa dirasakan di bawah tulang rusuk.
- Jaundice: Kulit dan mata menguning (jarang terjadi).
- Kesulitan Konsentrasi: Akibat terganggunya fungsi detoksifikasi hati (sangat jarang pada anak).
Pencegahan Adalah Kunci
Dr. Mohan menekankan pentingnya peran orang tua dalam mencegah MASLD melalui pola hidup sehat.
BACA JUGA:Rahasia Kesehatan Jantung, Mengapa Otot Betis Menjadi Kunci Penting yang Sering Terlupakan
Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan:
- Atur Pola Makan: Kurangi konsumsi makanan dan minuman manis seperti permen, cokelat, dan soda. Pilih makanan kaya serat, sayur, buah, biji-bijian, dan protein tanpa lemak.
- Tingkatkan Aktivitas Fisik: Kurangi waktu layar dan dorong anak bermain di luar. Aktivitas fisik dapat mencegah obesitas yang menjadi faktor risiko utama.
- Pantau Pertumbuhan: Rutin memeriksa berat dan tinggi badan anak untuk mendeteksi masalah sejak dini. Skrining obesitas juga penting, terutama bagi anak yang berisiko.
- Kelola Stres: Anak-anak yang stres cenderung memiliki pola makan tidak sehat. Ajak mereka melakukan aktivitas yang menyenangkan, seperti hobi atau mindfulness.