Grayson menggambarkan hidup dengan misophonia sebagai pengalaman yang mengisolasi.
Suara-suara pemicu seperti mengunyah atau mendengus membuatnya merasa terjebak dan marah tak terkendali.
Untuk menghindari ledakan emosi, ia sering memilih menghindari situasi sosial, termasuk momen-momen penting seperti makan malam bersama keluarga di hari Natal.
"Misophonia membuat saya merasa seperti tahanan dalam tubuh saya sendiri," ungkap Grayson.
BACA JUGA:Manfaatkan Minyak Ginkgo untuk Tingkatkan Fokus dan Ingatan!
"Saya mencoba terapi kognitif, hipnoterapi, tetapi sejauh ini belum ada yang berhasil."
Pengelolaan Misophonia: Harapan di Tengah Ketidakpastian
Meskipun belum ada pengobatan yang standar, beberapa pendekatan dapat membantu mengelola misophonia.
Terapi perilaku kognitif (CBT), terapi suara, hingga penggunaan alat peredam bising sering direkomendasikan untuk mengurangi paparan suara pemicu.
BACA JUGA:Viral! Penonton Konser Bryan Adams Protes: Saya Bayar untuk Pipis di Celana
Selain itu, edukasi kepada keluarga dan teman dekat sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan minim pemicu.
Bagi Grayson, perjalanan mencari solusi masih berlanjut.
"Kesadaran tentang kondisi ini meningkat, tetapi masih banyak yang harus dipelajari," tambahnya.
Peningkatan Kesadaran: Langkah Awal Membantu Penderita
BACA JUGA:Jangan Abaikan Nyeri Kaki Kronis! Dokter Ungkap Gejala Tak Terduga Endometriosis
Misophonia mungkin terdengar asing, tetapi dampaknya nyata bagi penderita.