RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID – Paracetamol dikenal sebagai salah satu obat pereda nyeri yang paling umum digunakan di seluruh dunia.
Obat ini dengan mudah didapatkan di apotek dan supermarket tanpa resep dokter.
Di Inggris saja, sekitar 200 juta bungkus paracetamol terjual setiap tahunnya untuk mengatasi nyeri, sakit kepala, dan gejala flu.
Namun, sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa penggunaannya mungkin tidak seaman yang selama ini dipercayai.
BACA JUGA:Hati-Hati! Inilah Gejala Tubuh Kurang Air di Musim Hujan yang Sering Diabaikan
BACA JUGA:Hati-Hati! Musim Hujan Bisa Merusak Kesehatan Mental Anda, Ini Solusinya
Para ilmuwan dari Universitas Nottingham memperingatkan bahwa konsumsi paracetamol secara berulang, terutama pada lansia, dapat meningkatkan risiko komplikasi serius seperti gangguan jantung, pencernaan, dan ginjal.
Hasil penelitian ini dipublikasikan bulan lalu dan memberikan pandangan baru yang mengejutkan tentang keamanan obat ini.
Studi tersebut menganalisis catatan kesehatan 180.483 lansia berusia 65 tahun ke atas yang mengonsumsi paracetamol sebagai bagian dari rencana pengobatan.
Data ini kemudian dibandingkan dengan 402.478 orang lain pada kelompok usia yang sama yang tidak menggunakan paracetamol.
BACA JUGA:Inilah 5 Latihan Sederhana untuk Kuatkan Otot Quadratus Plantae, Kunci Stabilitas Kaki!
BACA JUGA:Tanda-Tanda Sistem Imun Lemah yang Sering Diabaikan, Waspada Sebelum Terlambat!
Profesor Weiya Zhang, penulis utama penelitian, menyatakan:
"Karena dianggap aman, paracetamol telah lama direkomendasikan sebagai pilihan pertama untuk mengobati osteoarthritis, terutama pada lansia yang berisiko tinggi terhadap komplikasi obat."
Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan paracetamol dalam jangka panjang dikaitkan dengan risiko yang meningkat terhadap beberapa komplikasi serius, seperti gagal jantung, hipertensi, tukak lambung, dan penyakit ginjal kronis.