RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Tekanan darah tinggi atau hipertensi sering disebut sebagai "silent killer."
Meski tampak sepele, penyakit ini bisa merusak organ vital dan berujung pada serangan jantung atau stroke.
Tekanan darah tinggi memberi tekanan berlebih pada dinding arteri, membuatnya menebal dan kehilangan elastisitas.
Kondisi ini memicu penumpukan lemak atau plak, yang dikenal sebagai aterosklerosis.
BACA JUGA:Mengapa Nyeri Arthritis Makin Parah di Cuaca Dingin? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!
BACA JUGA:Penelitian Terbaru, Lemak dalam Minyak Kelapa Sawit Bisa Memicu Penyebaran Kanker!
Jika plak menyumbat arteri koroner, risiko serangan jantung meningkat.
Penelitian menunjukkan kenaikan 20 poin tekanan sistolik menggandakan risiko kejadian kardiovaskular.
Arteri yang rusak akibat hipertensi menciptakan kondisi ideal bagi terbentuknya gumpalan darah.
Jika menyumbat arteri koroner, hal ini dapat menyebabkan gejala serangan jantung seperti nyeri dada dan sesak napas.
BACA JUGA:Awas! Tanda Penyakit Serius Bisa Diamati di Tangan Anda, Begini Caranya
BACA JUGA:Lebih Bahaya dari Mabuk Berat, Ini Jenis Minum Alkohol yang Harus Diwaspadai!
Jika gumpalan bergerak ke otak, stroke dengan gejala kelemahan mendadak atau gangguan bicara dapat terjadi.
Kerja keras jantung akibat tekanan darah tinggi membuat ventrikel kiri menebal.
Kondisi ini awalnya membantu, tetapi lama-kelamaan melemahkan otot jantung, meningkatkan risiko gagal jantung.