Sebelumnya, ia juga pernah menjadi sasaran komentar rasis oleh komentator sepak bola Germán "Mono" Burgos, yang kemudian dipecat dari pekerjaanannya oleh Movistar.
BACA JUGA:Rodri Buka Peluang ke Real Madrid, Man City Siapkan Langkah Strategis di Bursa Transfer
BACA JUGA:Chelsea Siap Tantang Puncak Premier League, Enzo Maresca Punya Strategi Baru
Hukuman bagi pelaku rasisme juga semakin tegas.
Pada Juni lalu, tiga suporter Valencia dijatuhi hukuman penjara selama delapan bulan setelah terbukti melakukan pelecehan rasial terhadap Vinícius.
Tak lama setelah itu, seorang suporter Mallorca juga dijatuhi hukuman penjara selama 12 bulan yang ditangguhkan setelah melakukan penghinaan rasial terhadap Vinícius dan Samuel Chukwueze dari Villarreal.
Presiden LaLiga, Javier Tebas, menegaskan bahwa pihaknya akan terus memperjuangkan hukuman yang lebih berat terhadap pelaku rasisme di stadion.
BACA JUGA:Heboh! Klub Kosta Rika Ancam FIFA, Alajuelense Desak Tempat di Piala Dunia Antarklub
"Kami akan membawa perjuangan ini sampai ke ujung," tegas Tebas.
Pernyataan Vinícius setelah pertandingan Clásico itu pun turut mengundang perhatian, di mana ia mengecam keras insiden tersebut dan mendesak agar pelaku dihukum sesuai dengan kesalahan mereka.
"Apa yang terjadi sangat mengerikan, dan tidak ada tempat bagi orang-orang seperti ini dalam masyarakat kita," kata Vinícius.
Peningkatan kesadaran dan upaya penanggulangan rasisme di sepak bola Spanyol menunjukkan bahwa meskipun masalah ini terus muncul, langkah-langkah nyata sedang diambil untuk memberantasnya.
BACA JUGA:Serunya 2025 Gold Cup: Jadwal Babak Kualifikasi Resmi Diumumkan, Ini Lawan Berat yang Menanti!
BACA JUGA:Ruben Amorim Memulai Era Baru di Manchester United: Bisakah Dia Kembalikan Kejayaan Setan Merah?
Ini menjadi harapan bagi masa depan yang lebih inklusif dalam dunia olahraga, terutama sepak bola. **