RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Google kembali mengambil langkah tegas menjelang Pemilihan Presiden AS 2024 dengan melarang iklan terkait pemilu setelah pemungutan suara ditutup pada 5 November.
Langkah ini, yang pertama kali diterapkan pada pemilu 2020, bertujuan untuk mencegah potensi kebingungan di tengah perhitungan suara yang mungkin berlanjut beberapa hari setelah Hari Pemilihan.
Keputusan ini diumumkan Google sebagai bagian dari kebijakan yang diterapkan pada platform iklannya, seperti Google Ads, YouTube, dan Shopping Ads.
Menurut laporan Axios, Google mengulang kebijakan ini karena "kehatihatian yang berlebihan" mengingat pengalaman pemilu sebelumnya, di mana penghitungan suara berlangsung lama akibat tingginya volume pemungutan suara melalui pos selama pandemi COVID-19.
BACA JUGA:PDIP Tegas Larang Anggota DPRD Gadaikan SK untuk Pinjaman Bank
BACA JUGA:Pasangan YM – BM Galang Dukungan di Zona 1, Ribuan Warga Lahat Antusias!
Pada pemilu 2020, konfirmasi kemenangan Presiden Joe Biden baru dipastikan beberapa hari setelah Hari Pemilihan.
Tidak hanya Google, Meta juga menerapkan kebijakan serupa dengan memblokir iklan politik baru selama pekan terakhir kampanye pemilu AS.
Kebijakan ini juga sudah diterapkan Meta pada pemilu 2020.
Selain itu, Meta telah memperketat aturan iklan dengan mewajibkan pengiklan mengungkapkan penggunaan AI atau metode digital lainnya yang dapat mengubah konten iklan.
BACA JUGA:Pasangan Tunggal Pilkada Empat Lawang, Joncik-Arifa'i Kembali Adakan Kampanye Dialogis di Pendopo
BACA JUGA:KPU Sumsel Bagi Kampanye Pilgub 2024 dalam Tiga Zona, Empat Lawang Zona Berapa?
Antisipasi Kebingungan Pasca Pemilu
Langkah yang diambil Google dan Meta ini mencerminkan antisipasi terhadap potensi kebingungan yang sering terjadi di masa pascapemilu.
Pada 2020, gelombang besar surat suara yang masuk menyebabkan perhitungan memakan waktu lebih lama, memicu spekulasi dan kesimpangsiuran di media sosial serta media tradisional.