TikTok yang awalnya hanya menawarkan iklan berbasis video pendek, kini mulai merambah dunia pencarian.
Platform ini telah mengembangkan sistem periklanan yang menargetkan pengguna berdasarkan kata kunci yang mereka cari, yang dianggap sebagai ancaman langsung bagi model bisnis inti Google.
Sejumlah pengiklan besar di Amerika Serikat bahkan sudah mulai menguji produk iklan baru TikTok dan mendapatkan hasil yang positif, dengan beberapa perusahaan melaporkan pengembalian investasi yang hampir setara dengan iklan di Google.
BACA JUGA: Google Luncurkan Fitur 'Tanya Foto' dengan Teknologi AI Gemini, Cari Foto Lebih Mudah!
BACA JUGA: Pasangan Tunggal Pilkada Empat Lawang, Joncik-Arifa'i Kembali Adakan Kampanye Dialogis di Pendopo
Masalah Antitrust Membayangi Google
Selain menghadapi persaingan ketat dari AI dan TikTok, Google juga terlibat dalam beberapa gugatan hukum besar terkait praktik antimonopoli.
Pada bulan lalu, Departemen Kehakiman AS membuka kasus kedua melawan Google atas tuduhan menguasai pasar teknologi iklan secara tidak sah melalui akuisisi kompetitor dan pengendalian pelanggan.
Google sebelumnya juga kalah dalam gugatan antimonopoli lainnya terkait pembayaran besar kepada Apple untuk menjadikan mesin pencari mereka sebagai pengaturan default pada perangkat iPhone.
Perubahan ini menambah tekanan bagi Google yang kini harus menghadapi tantangan ganda; persaingan ketat di pasar iklan digital dan masalah hukum yang menimpa perusahaan.
BACA JUGA: OnePlus Open, Inovasi Layar Lipat yang Mengubah Cara Kita Menggunakan Smartphone
BACA JUGA: Samsung Galaxy S25 dan S26 Dirumorkan Tak Mengalami Peningkatan Kamera Utama
Pasar iklan pencarian yang diperkirakan bernilai sekitar 3.000 miliar dolar AS, menjadi medan pertarungan baru bagi perusahaan besar seperti Google, Microsoft, dan TikTok, yang berusaha memanfaatkan perkembangan AI untuk meningkatkan daya saing mereka.