Ternyata Ini Alasannya Kenapa Rumah Zaman Kolonial Terasa Lebih Dingin Walau Tanpa AC

Rabu 18-09-2024,05:59 WIB
Reporter : Adi Candra
Editor : Adi Candra

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Rumah dan bangunan peninggalan era kolonial Belanda selalu menyimpan pesona tersendiri. 

Selain bernilai historis, bangunan-bangunan tersebut juga dikenal dengan hawa sejuknya, meskipun tanpa adanya air conditioner (AC). 

Beberapa orang mungkin mengaitkan suasana tersebut dengan hal mistis, namun ternyata, ada penjelasan ilmiah di balik kesejukan bangunan kolonial.

Pengaruh Struktur Arsitektur pada Suhu

BACA JUGA:Sidang Pembakaran Rumah di Lubuklinggau: Bokim Mengaku Membakar Demi Harga Diri Keluarga

BACA JUGA:Kebakaran Heboh di Pagar Sari: Rumah Pensiunan PNS Ludes Dilalap Api

Menurut Ashar Saputra, PhD, dosen dari Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), kesejukan bangunan kolonial Belanda dipengaruhi oleh beberapa elemen arsitektur. 

Salah satunya adalah penggunaan batu bata tebal pada dinding. 

Ketebalan dinding tersebut mampu meredam panas dari luar, sehingga suhu di dalam ruangan tetap terjaga.

"Bangunan era Belanda juga memiliki sudut atap yang tinggi, lebih dari 50 derajat, serta sistem sirkulasi udara yang baik di bawah atap. 

BACA JUGA:Mulai 2025, Bangun Rumah Sendiri Bisa Kena PPN 2,4 Persen

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Pulau Cipir: Bekas Rumah Sakit Haji Zaman Belanda

Kombinasi ini membuat ruang di bawah atap tetap dingin," jelas Ashar. 

Selain itu, tembok yang tinggi juga berperan dalam menjaga kesejukan udara di dalam bangunan.

Ciri-Ciri Arsitektur Khas Bangunan Kolonial

Kategori :