Tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW di Nusantara, Dari Grebeg Maulud hingga Panjang Jimat

Senin 16-09-2024,11:49 WIB
Reporter : Adi Candra
Editor : Adi Candra

Berawal dari masa Tjie Wie Gwan, seorang Tionghoa Muslim pada abad ke-16, tradisi ini menggabungkan antara budaya lokal dan Islam. 

BACA JUGA:Malam Satu Suro, Tradisi Makna Mistis bagi Budaya Jawa dan Islam

BACA JUGA:Kalender Jawa Bulan Suro 2024: Mulai Kapan dan Sampai Tanggal Berapa?

Makanan khas berupa ampyang, sejenis kerupuk, menjadi simbol dari tradisi ini. Kerupuk tersebut dihias dan diarak, melambangkan persatuan masyarakat Kudus dalam merayakan Maulid Nabi.

3. Angkaan Bherkat, Bawean

Di Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur, tradisi Angkaan Bherkat menjadi perayaan Maulid yang unik. 

Masyarakat mengisi ember dengan makanan seperti nasi, lauk-pauk, buah-buahan, serta peralatan dapur, kemudian dihias dengan bambu dan telur rebus. 

BACA JUGA:Dakwah Ulama dengan Adat Budaya Minang

BACA JUGA:Hukum Menyimpan Daging Kurban: Apakah Boleh Disantap Melebihi Hari Tasyrik?

Setelah pembacaan salawat, ember-ember ini dibagikan atau ditukar dengan milik peserta lain, memperkuat silaturahmi antar warga.

4. Panjang Jimat, Cirebon

Panjang Jimat di Keraton Cirebon merupakan salah satu tradisi Maulid yang telah lestari selama berabad-abad. 

Dalam acara ini, makanan khas berupa nasi jimat diarak dari Bangsal Jinem. 

BACA JUGA:Kapan Hari Tasyrik Setelah Idul Adha 2024? Cek Waktunya di Sini

BACA JUGA:Ternyata Ini Alasan Historis Kambing Jadi Hewan Kurban Gantikan Ismail

Sebelum kirab, dilakukan ritual pembersihan guci, alat makan, dan senjata, sebagai simbol kebersihan hati dan jiwa untuk menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Kategori :