Mengenal Sanggah dan Merajan di Bali: Apakah Berbeda? Simak berikut Ulasanya

Rabu 11-09-2024,18:59 WIB
Reporter : Andika
Editor : Andika

Meski masyarakat Bali sering menganggap sanggah sebagai milik mereka yang tidak berkasta (jaba), dan merajan terkait dengan mereka yang memiliki kasta, secara esensi keduanya memiliki fungsi yang sama sebagai tempat suci.

Sanggah pamerajan tidak hanya difungsikan sebagai tempat sembahyang, tetapi juga sebagai tempat untuk memuja leluhur.

Berikut beberapa jenis sanggah pamerajan yang ada di Bali:

1. Sanggah Pamerajan Alit

Dimiliki oleh satu keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah. Komponen utamanya adalah padmasari, kemulan rong telu, dan taksu.

2. Sanggah Pamerajan Dadia

Dimiliki oleh beberapa keluarga dengan garis keturunan yang sama (purus). Terdiri dari padmasana, kemulan rong telu, limas cari, manjangan saluwang, dan lainnya.

BACA JUGA:Daftar Raja-Raja yang Memerintah Majapahit - Sejarah Kejayaan Kerajaan Terbesar di Nusantara

BACA JUGA:Letkol dr. R.M. Soebandi: Dokter dan Pejuang dari Jember yang Diabadikan dalam Sejarah

3. Sanggah Pamerajan Panti 

Dimiliki oleh kelompok masyarakat dalam satu desa yang terdiri dari beberapa dadia.

Sanggah ini lebih besar dan memiliki bangunan meru atau gedong palinggih Bhatara Kawitan.

Di dalam sanggah pamerajan, terdapat beberapa bangunan palinggih yang berfungsi sebagai tempat pemujaan.

Beberapa palinggih yang umum ditemukan antara lain:

- Padmasana/Padmasari: Tempat pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widhi sebagai Sang Hyang Tri Purusha.

- kemulan Rong Tiga: Tempat pemujaan kepada Tri Murti (Brahma, Wisnu, Siwa).

Kategori :