Fahombo, Tradisi Lompat Batu yang Sarat Akan Makna Budaya Nias

Senin 09-09-2024,07:57 WIB
Reporter : Adi Candra
Editor : Adi Candra

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID – Fahombo atau yang dikenal dengan Lompat Batu, adalah tradisi unik yang telah diwariskan oleh masyarakat Suku Nias selama berabad-abad. 

Tradisi ini tidak hanya menjadi simbol budaya, tetapi juga merupakan ujian pendewasaan bagi pemuda Nias. 

Dengan melompati batu setinggi 2 meter, pemuda Nias membuktikan keberanian dan kesiapan mereka dalam menghadapi kehidupan dewasa.

Batu yang dilompati berbentuk seperti benteng dengan tinggi sekitar 2 meter, lebar 90 cm, dan panjang 60 cm. 

BACA JUGA:Tradisi Unik Sepak Bola Api di Banyuwangi, Perpaduan Olahraga dan Keberagaman Budaya

BACA JUGA:Dugderan, Tradisi Unik Ada Sejak Jaman Kolonial Belanda di Semarang

Bentuk prisma batu ini mengingatkan pada benteng pertahanan, mencerminkan sejarah pertempuran antar suku di Nias. 

Lompat Batu dulu dilakukan sebagai persiapan perang, di mana pemuda-pemuda Nias berlatih melompati benteng untuk membela desanya dari serangan musuh.

Sejak usia 7 tahun, anak laki-laki di Pulau Nias mulai berlatih melompati tali yang ketinggiannya ditingkatkan secara bertahap. 

Puncaknya, ketika mereka sudah cukup dewasa, tantangan sebenarnya dimulai dengan melompati batu setinggi 2 meter tersebut. 

BACA JUGA:Mengintip Tradisi 'Kawin Culik' Suku Sasak Sade di Lombok yang Masih Langgeng

BACA JUGA:Nyobeng Sebujit, Tradisi Unik Dayak Bidayuh yang Menarik Wisatawan Malaysia

Mereka yang berhasil dianggap dewasa secara fisik dan mental, siap untuk menikah dan menjadi bagian penuh dari komunitas.

Namun, tidak semua pemuda bisa sukses dalam lompat batu ini, meskipun mereka telah dilatih sejak kecil. 

Masyarakat Nias percaya bahwa keberhasilan dalam tradisi Fahombo juga dipengaruhi oleh roh leluhur yang memberikan kekuatan magis. 

Kategori :