RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Tana Toraja, Sulawesi Selatan, tidak hanya dikenal dengan keindahan alam dan budayanya, tetapi juga memiliki tradisi yang tak kalah menarik dari adu banteng di Spanyol.
Tradisi ini dikenal dengan sebutan Mapasilaga Tedong, sebuah perhelatan adu kerbau yang digelar dalam rangkaian upacara pemakaman adat Rambu Solo.
Wisata Budaya Tana Toraja
Tana Toraja merupakan salah satu destinasi wisata paling terkenal di Sulawesi Selatan.
BACA JUGA:Dugderan, Tradisi Unik Ada Sejak Jaman Kolonial Belanda di Semarang
BACA JUGA:Mengintip Tradisi 'Kawin Culik' Suku Sasak Sade di Lombok yang Masih Langgeng
Ribuan turis, baik dari dalam negeri maupun mancanegara, datang ke Tana Toraja setiap tahunnya untuk menyaksikan berbagai keunikan budaya yang masih dipertahankan oleh masyarakat setempat.
Salah satu atraksi yang paling ditunggu adalah Mapasilaga Tedong, yang menjadi bagian penting dalam upacara pemakaman Rambu Solo.
Tradisi ini mempertemukan puluhan kerbau untuk diadu di arena yang telah dipersiapkan khusus.
Prosesi Mapasilaga Tedong
BACA JUGA:Mengulik Kisah Perjalanan Karir Patih Batik Madrim
BACA JUGA:Tradisi Kabuenga, Cara Unik Wakatobi Menemukan Jodoh Tanpa Aplikasi Kencan
Pada hari pelaksanaan, puluhan kerbau yang akan diadu dikumpulkan di lapangan upacara.
Sebelum dimulainya adu, kerbau-kerbau tersebut diarak dengan diiringi oleh tim pembawa gong, umbul-umbul, serta sejumlah wanita dari keluarga yang berduka.
Para wanita ini menumbuk padi dengan lesung, menghasilkan irama musik tradisional yang mengiringi prosesi menuju arena adu yang disebut rante, atau pemakaman.