Penyelamatan oleh Raja Panjalu
Saat kedua harimau itu tersangkut di saluran air kebun Keraton Panjalu, mereka hampir dibunuh oleh Prabu Sanghyang Cakradewa karena dianggap mengganggu masyarakat.
Namun, setelah mengetahui bahwa mereka adalah jelmaan cucu Kerajaan Pajajaran, Prabu Sanghyang Cakradewa menyelamatkan mereka.
Sebagai tanda terima kasih, kedua harimau itu bersumpah tidak akan mengganggu warga Panjalu dan bahkan bersedia melindungi mereka jika diperlukan.
Menjadi Penjaga Pajajaran dan Majapahit
Setelah peristiwa tersebut, Bongbang Larang dan Bongbang Kancana melanjutkan perjalanan mereka ke Keraton Majapahit, di mana ayah mereka, Pangeran Gajah Wulung, telah menduduki takhta sebagai raja.
BACA JUGA:Situs Lebak Cibedug, Warisan Megalitikum yang Terlupakan di Banten
BACA JUGA:Ngorongoro Tanzania, Surga Satwa Liar di Kawah Vulkanik Raksasa
Sang Pangeran terharu dengan perjalanan kedua anaknya yang kini menjelma menjadi harimau.
Pangeran Gajah Wulung kemudian memberi tugas kepada Bongbang Larang untuk menjaga Keraton Pajajaran, sementara Bongbang Kancana ditugaskan menjaga Keraton Majapahit.
Meskipun terpisah, pada waktu tertentu, kedua saudara kembar ini diizinkan untuk saling menjenguk.
Legenda Maung Panjalu menjadi salah satu cerita yang melekat dalam sejarah Panjalu dan masyarakat Jawa Barat.
Kisah ini menggambarkan loyalitas, pengabdian, dan kekuatan mistis yang melindungi kerajaan dan rakyatnya.
BACA JUGA:Kampung Dolmen Maskuning Kulon: Jejak Peninggalan Prasejarah di Bondowoso
Hingga kini, Maung Panjalu dipercaya masih menjaga keturunan Panjalu dari segala ancaman.