Salah satunya adalah cumi-cumi Promachoteuthis, genus yang sangat langka dengan hanya tiga spesies yang pernah dideskripsikan.
BACA JUGA:Makam Karaeng Tonteng Daeng Mattarang, Warisan Sejarah Perang Kerajaan Gowa di Bulukumba
BACA JUGA:Asal-Usul Telaga Warna: Sejarah dan Legenda di Balik Danau Indah
Sebelumnya, spesimen cumi-cumi ini hanya ditemukan dalam keadaan mati di jaring penangkap ikan.
Ekspedisi ini juga mendokumentasikan gurita Casper, yang pertama kalinya terlihat di Samudra Pasifik Selatan, serta dua spesies Bathyphysa siphonophores, yang dikenal sebagai monster spaghetti terbang.
Penemuan-penemuan ini membuka pintu baru bagi pemahaman kita tentang keanekaragaman hayati bawah laut, khususnya di area yang belum pernah dijelajahi sebelumnya.
Schmidt Ocean Institute terus memainkan peran penting dalam penelitian oseanografi global dengan teknologi canggih dan penemuan-penemuan yang mendalam.
Schmidt Ocean Institute, gunung bawah laut, cumi-cumi Promachoteuthis, dasar laut, R/V Falkor, pegunungan bawah laut, keanekaragaman hayati laut, sistem sonar, gurita Casper, Bathyphysa siphonophores, ekspedisi laut, Samudra Pasifik.