RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Kompleks Makam Gapuro Sukolilo menyimpan sejarah panjang yang terkait dengan Kyai Tumenggung (K.T.) Poesponegoro, Bupati pertama Gresik yang menjabat dari tahun 1669 hingga 1732 M.
Makam beliau menjadi salah satu situs bersejarah penting di Gresik, terletak dalam kompleks yang juga dikenal sebagai Makam Asmarataka, namun lebih dikenal oleh masyarakat setempat sebagai kompleks makam Poesponegoro.
Kompleks pemakaman ini tidak hanya menampung makam K.T. Poesponegoro, tetapi juga beberapa tokoh penting lainnya seperti Tumenggung Ario Negoro, Kyai Tumenggung Djojodiredjo, dan Kyai Tumenggung Soeronegoro beserta kerabat mereka.
Keunikan dari kompleks ini terletak pada perpaduan gaya arsitektur klasik, Islam, dan kolonial yang terlihat jelas pada bangunan-bangunan di area tersebut.
BACA JUGA:Simak Siapa Jayabhaya: Raja Panjalu di Masa Kejayaannya
BACA JUGA:Masih Banyak Yang Belum Tau Bangsa Pertama yang Menjajah Indonesia Simak Berikut
Pengaruh Arsitektur Kolonial Eropa
Di dalam kompleks Makam Gapuro Sukolilo, terdapat tiga pintu gerbang utama yang menunjukkan pengaruh kuat arsitektur kolonial Eropa.
Pintu-pintu tersebut adalah Paduraksa I (Timur), Paduraksa II atau tabir timur, dan Paduraksa Utama.
Struktur bangunan ini dibangun menggunakan bata merah dengan perekat yang terbuat dari campuran pasir, kapur, blegon, dan semen.
BACA JUGA:Menguak Prasasti Kuno yang Ramalkan Malapetaka Melalui Gerhana Bulan
BACA JUGA:Keindahan Tersembunyi di Air Terjun Pria Laot, Sabang
Meski demikian, sentuhan klasik pada desain gapura masih sangat terasa, terutama pada gaya bangun bentar dan paduraksa.
Bangunan cungkup makam, yang menampung makam utama, juga mencerminkan gaya arsitektur kuno.
Dindingnya tebal dengan pintu masuk yang rendah, memaksa setiap pengunjung membungkukkan badan sebagai bentuk penghormatan ketika memasuki area makam.