RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Para cendekiawan berhasil menguraikan sebuah prasasti kuno berusia 4.000 tahun yang ditemukan lebih dari satu abad lalu di wilayah yang kini dikenal sebagai Irak.
Prasasti ini mengungkap bagaimana masyarakat Babilonia kuno mengaitkan beberapa gerhana Bulan dengan pertanda kematian, kehancuran, dan wabah penyakit.
Menurut Andrew George, profesor emeritus Babilonia di University of London, dan Junko Taniguchi, seorang peneliti independen, prasasti-prasasti tersebut merupakan catatan tertua tentang pertanda gerhana Bulan yang pernah ditemukan.
Penelitian mereka dipublikasikan dalam Journal of Cuneiform Studies.
Dalam prasasti tersebut, penulis menggunakan pengamatan malam hari, pergerakan bayangan, serta tanggal dan durasi gerhana untuk memprediksi berbagai pertanda malapetaka.
BACA JUGA:Demo Anti Netanyahu di Israel Makin Meluas
Sebagai contoh, jika gerhana tampak kabur dari pusatnya namun cerah sekaligus, itu dianggap sebagai tanda kematian seorang raja dan kehancuran Elam, sebuah wilayah di Mesopotamia (sekarang Iran).
Selain itu, jika gerhana dimulai dari selatan dan kemudian cerah, hal itu dianggap sebagai pertanda kehancuran Subartu dan Akkad, wilayah-wilayah penting di Mesopotamia kuno.
Prasasti juga menyebutkan bahwa jika gerhana terjadi di malam hari, hal itu diyakini sebagai pertanda akan datangnya wabah penyakit.
Para astrolog kuno tampaknya menggunakan pengalaman masa lalu untuk menentukan makna ramalan yang dihasilkan dari gerhana.
BACA JUGA:Google Rilis Patch Keamanan Android Terbaru, Berikut yang Harus Dilakukan Pengguna
BACA JUGA:Ternyata Begini Penampakan Internet di Korea Utara saat Diakses di Negara Itu
Andrew George menjelaskan bahwa asal-usul beberapa pertanda mungkin didasarkan pada pengalaman nyata, di mana suatu peristiwa di langit diikuti oleh bencana besar.
Namun, sebagian besar pertanda ini tampaknya ditentukan berdasarkan sistem teoritis yang menghubungkan karakteristik gerhana dengan berbagai peristiwa yang terjadi di bumi.