Terusan ini menggunakan serangkaian kunci atau locks untuk mengangkat dan menurunkan kapal-kapal ke berbagai ketinggian.
Kunci-kunci ini adalah bagian dari sistem hidrolik yang memungkinkan kapal besar bisa naik setinggi 26 meter di atas permukaan laut untuk melewati punggungan daratan di tengah Panama.
BACA JUGA:Air Terjun Grojogan Sewu, Surga Tersembunyi di Tawangmangu
BACA JUGA:Harga Cabai di Pasar Pulo Mas Empat Lawang Naik Lagi, Tembus Rp 50 Ribu per Kilogram
Saat kapal masuk ke dalam kunci pertama, air dipompa masuk atau keluar untuk menyesuaikan ketinggian kapal dengan ketinggian air di bagian berikutnya dari terusan.
Kapal kemudian berpindah dari satu kunci ke kunci berikutnya sampai mereka mencapai samudra di sisi lainnya.
Proses ini mungkin terdengar sederhana, tapi di zamannya, ini adalah salah satu prestasi teknik paling mengesankan dan masih menjadi keajaiban teknik sampai hari ini.
Terusan Panama nggak cuma mempersingkat waktu pelayaran antar samudra, tapi juga mengubah peta ekonomi dan geopolitik dunia.
BACA JUGA:Tiga Pahlawan Banten: Kanidin, Nyai Kamsidah, dan Jaro Misal dalam Peristiwa Geger Cilegon 1888
BACA JUGA:Finlandia Siapkan Makam Geologi Pertama Dunia untuk Simpan Limbah Nuklir
Sebelum terusan ini dibangun, kapal harus memutar lewat Selat Magellan di ujung selatan Amerika Selatan, yang membutuhkan waktu berbulan-bulan.
Dengan adanya Terusan Panama, waktu tempuh antar samudra bisa dipangkas drastis, membuat perdagangan global menjadi jauh lebih efisien dan murah.
Dari sisi geopolitik, terusan ini juga jadi aset strategis yang sangat penting.
Selama Perang Dunia II, misalnya, Amerika Serikat menjaga terusan ini dengan ketat untuk memastikan bahwa jalur perdagangan yang vital ini tetap aman.
BACA JUGA:Peneliti Temukan Lokasi yang Diduga Sebagai Atlantis di Dekat Kepulauan Canary
BACA JUGA:Temuan Sisa-sisa Narkoba di Otak Mumi Abad ke-17 Mengungkap Sejarah Penggunaan Kokain