Karena keindahannya, Menara Porselen Nanjing pernah dianggap sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia oleh para penjelajah Eropa yang mengunjungi Tiongkok.
BACA JUGA:Kuil Artemis di Efesus, Keajaiban Dunia Kuno yang Penuh Pesona
BACA JUGA:Patung Zeus di Olympia, Simbol Keagungan Para Dewa Yunani
Menara Porselen bukan cuma sekedar bangunan yang indah, tapi juga jadi simbol kejayaan Dinasti Ming.
Dibangun dengan tujuan untuk menunjukkan kemegahan dan kekuatan kaisar, menara ini juga punya makna spiritual yang dalam.
Kuil Bao'en sendiri dibangun sebagai tanda rasa syukur dan penghormatan kepada orang tua kaisar.
Jadi, bisa dibilang menara ini nggak cuma punya nilai artistik, tapi juga punya nilai budaya dan sejarah yang sangat penting.
BACA JUGA:Riwayat Prabu Pucuk Umun, Rajanya Suku Baduy
BACA JUGA:Kisah Sutirah, Pawang Hewan Wanita Pertama di Indonesia yang Menginspirasi
Sayangnya, nasib Menara Porselen nggak seindah sejarahnya. Pada abad ke-19, menara ini hancur akibat Perang Saudara Taiping yang melanda Tiongkok.
Porselen yang dulunya menghiasi menara ini hancur berkeping-keping, dan menara ini pun roboh meninggalkan reruntuhan yang mengenaskan.
Tapi, meski menara aslinya udah nggak ada, ingatan tentang keindahan dan kemegahannya masih tetap hidup.
Pada awal abad ke-21, pemerintah Tiongkok memutuskan untuk membangun kembali menara ini sebagai bagian dari upaya melestarikan warisan budaya Nanjing.
BACA JUGA:Keajaiban Geologis di Balik Keindahan Alam Gunungkidul
Meski nggak sepenuhnya identik dengan yang asli, replika menara ini tetap menghadirkan esensi dari keindahan aslinya.