BACA JUGA:Tawuran Antar Warga Terjadi di Jalan Radial Palembang, Pos Pantau Polrestabes Kembali Dipertanyakan
Setelah mengetahui kabar duka tersebut, Majojaru sangat terpukul dan hatinya hancur berkeping-keping.
Ia berlari ke tengah hutan dan menangis tanpa henti selama dua hari di bawah pepohonan beringin.
Air mata kesedihannya terus mengalir dan menggenangi daerah tersebut, hingga terbentuklah sebuah telaga dengan air berwarna biru sebiru mata Majojaru.
Legenda Telaga Biru ini menjadi bagian dari cerita rakyat yang diwariskan turun-temurun di Maluku Utara.
Kisah tentang cinta dan kesetiaan ini mengajarkan kita tentang betapa kuatnya perasaan cinta yang dimiliki oleh Majojaru, yang bahkan dapat mengubah alam sekitar dan menciptakan keajaiban.
BACA JUGA:Ciri-Ciri Wanita yang Sedang Bermasalah dengan Pasangannya dan Cara Menawarkan Bantuan
BACA JUGA:Cara Menyikapi Pasangan yang Kedapatan Berselingkuh
Hingga kini, Telaga Biru tetap menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam sekaligus meresapi kisah penuh emosi yang melatarbelakangi keberadaannya.