RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Pangeran Arya Carbon, yang juga dikenal sebagai Pangeran Karangrangen, merupakan salah satu tokoh berpengaruh dalam sejarah Cirebon.
Sebagai putra Sultan Sepuh Mertawijaya dan penguasa di Panembahan Kacarbonan, Pangeran Arya Carbon tidak hanya dikenal sebagai seorang pemimpin, tetapi juga sebagai penulis naskah bersejarah yang hingga kini masih lestari, yaitu Carita Purwaka Caruban Nagari.
Naskah Carita Purwaka Caruban Nagari adalah salah satu karya tulis terpenting dalam sejarah Cirebon.
Naskah ini memuat sejarah Cirebon dari zaman Prabu Siliwangi hingga masa-masa setelahnya, dan menjadi salah satu sumber rujukan utama bagi sejarawan dalam mempelajari perkembangan Cirebon.
BACA JUGA:Misteri Hilangnya Koloni Roanoke, Jejak yang Menghilang di Pulau Terpencil
BACA JUGA:Legenda 'The Big Grey Man' yang Menghantui Puncak Ben Macdui di Skotlandia
Selain dikenal sebagai penulis, Pangeran Arya Carbon juga memainkan peran penting dalam pembangunan Taman Sunyaragi.
Taman ini merupakan taman air Kesultanan Cirebon yang di masanya dikenal sebagai taman terindah dan terbesar di Pulau Jawa.
Pembangunan taman ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk komunitas Tionghoa yang merasa berhutang budi kepada Pangeran Arya Carbon.
Di Cirebon, nama Arya Carbon ternyata tidak hanya dimiliki oleh satu tokoh.
Sebelum masa Pangeran Karangrangen, ada seorang tokoh lain yang juga dikenal dengan nama Arya Carbon, yakni anak dari Pangeran Pasarean dan Ratu Nyawa yang bergelar Dipati Carbon I.
BACA JUGA:Misteri Puluhan Anjing Melompat di Jembatan Overtoun
BACA JUGA:Misteri Hilangnya Paula Jean Welden - Kisah Kelam di Long Trail
Meskipun kedua tokoh ini sering kali disamakan, mereka hidup pada masa yang berbeda dan memiliki peran yang berbeda dalam sejarah Cirebon.
Kecerdasan dan kemampuan bahasa Pangeran Arya Carbon menjadikannya tokoh yang dihormati, bahkan oleh Belanda.