RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Pada tanggal 24 November 1971, sebuah misteri besar terjadi di langit Amerika Serikat yang hingga kini belum terpecahkan.
Dan Cooper, seorang pria yang digambarkan oleh penumpang dan pramugari sebagai pria berusia sekitar 40-an tahun, naik ke dalam pesawat Northwest Airlines Penerbangan 305 dari Portland menuju Seattle.
Penerbangan ini seharusnya hanya memakan waktu 30 menit.
Cooper, yang terlihat rapi dengan setelan gelap, dasi hitam dengan penjepit dasi dari mutiara, serta kemeja putih yang diseterika dengan sempurna, duduk di kursinya dan menyalakan rokok.
BACA JUGA:Wat Saen Suk Hell Garden: Situs Makam Berbeda di Thailand
BACA JUGA:Asal-Usul dan Adat Istiadat Suku Sasak di Nusa Tenggara Barat
Dia memesan bourbon dan soda dengan sopan, membayarnya dengan uang tunai. Tak lama setelah lepas landas, Cooper menyerahkan sebuah catatan kepada pramugari berusia 23 tahun, yang awalnya mengabaikan catatan tersebut karena mengira itu hanya nomor telepon.
“Miss, sebaiknya Anda lihat catatan itu,” kata Cooper kepada pramugari tersebut, “Saya membawa bom.”
Isi catatan tersebut hingga kini masih menjadi misteri, karena Cooper mengambil kembali catatan itu setelah dibaca oleh pramugari.
Namun, permintaan Cooper sangat jelas: $200.000 dalam mata uang Amerika Serikat yang bisa dinegosiasikan (senilai $1 juta dalam nilai uang saat ini), empat parasut, dan truk pengisi bahan bakar yang siap di Seattle untuk mengisi bahan bakar pesawat saat tiba.
BACA JUGA:Sejarah Keris Nogo Sosro Majapahit: Lambang Kekuasaan dan Mistis dari Masa Kejayaan
BACA JUGA:Mengingat Peran Para Habib dalam Perjuangan Kemerdekaan RI
Pramugari itu pun segera menyampaikan permintaan tersebut kepada kapten.
Presiden maskapai pun menyetujui untuk memenuhi semua permintaan Cooper.
Penumpang lainnya tidak mengetahui apa yang terjadi, mereka hanya diberitahu bahwa pendaratan tertunda karena masalah teknis.