RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Pada 29 Juli lalu, sebuah piramida kuno di Michoacan, Meksiko, mengalami keruntuhan di bagian dinding selatan. Penyebab utama insiden ini adalah hujan deras yang tak henti-hentinya mengguyur wilayah tersebut. Piramida ini sebelumnya dikenal sebagai salah satu monumen kuno paling terawat yang tersisa dari peradaban Kerajaan Michoacan.
Piramida di Meksiko Runtuh
Runtuhnya piramida di Meksiko ini menambah deretan situs warisan budaya yang terkena dampak cuaca ekstrem. Hanya beberapa hari sebelumnya, Double Arch di Utah, Amerika Serikat, juga runtuh, diduga akibat erosi dan perubahan tingkat air. Studi yang dilakukan awal tahun ini mengungkapkan bahwa peningkatan curah hujan secara drastis dapat meningkatkan risiko kerusakan pada bangunan-bangunan bersejarah di Eropa dan Meksiko.
Tariakuiri Alvarez, seorang pria yang mengidentifikasi dirinya sebagai anggota suku Purhepecha, mengatakan bahwa nenek moyangnya mungkin akan menganggap keruntuhan ini sebagai “pertanda buruk.” Prediksinya mungkin benar, mengingat beberapa hari sebelum kejadian tersebut, para peneliti di Spanyol melaporkan bahwa suhu permukaan Laut Mediterania mencapai titik tertinggi yang pernah tercatat, yaitu rata-rata harian 28,9 derajat Celsius. Ini adalah musim panas kedua berturut-turut di mana Laut Mediterania mencatat suhu di atas rekor gelombang panas pada tahun 2003. Tentu saja, pemanasan ini berdampak luas pada lautan dan kehidupan laut.
BACA JUGA:Jadwal Lengkap Seleksi CPNS 2024 yang Perlu Disimak!
BACA JUGA:Pemkab Empat Lawang Siap Gelar Seleksi CPNS 2024
Cuaca Ekstrem Jadi Penyebab Utama
Institut Nasional Antropologi dan Sejarah Meksiko (INAH) mengkonfirmasi bahwa keruntuhan hanya terjadi pada salah satu dari dua piramida di situs arkeologi Ihuatzio. Namun, cuaca ekstrem yang terus berlanjut bisa menjadi ancaman serius bagi monumen-monumen lainnya di situs tersebut. Sebelum Juli yang basah dengan hujan deras dan badai, Meksiko baru saja keluar dari salah satu kekeringan terburuk yang dialaminya dalam 30 tahun terakhir, di mana beberapa danau benar-benar mengering.
Kebanggaan yang Tak Tertaklukkan
Situs arkeologi Ihuatzio di Michoacan, tempat keruntuhan piramida terjadi, masih memiliki monumen lain yang luar biasa seperti piramida lain, sebuah menara, dan berbagai makam. Wilayah ini pertama kali dihuni lebih dari 1.100 tahun yang lalu oleh penduduk berbahasa Nahuatl sebelum menjadi kota utama bagi masyarakat P’urhepecha. Budaya P’urhepecha sendiri masih bertahan hingga saat ini dan dikenal sebagai satu-satunya kerajaan yang tidak pernah berhasil ditaklukkan oleh suku Aztec.
BACA JUGA:Pemkab Belitung Buka Penerimaan CPNS 2024, Berikut Jumlah Formasi yang Tersedia
BACA JUGA:Pemprov Babel Buka Seleksi CPNS 2024, Begini Syarat dan Jadwalnya!
Upaya Menyelamatkan Piramida Lainnya
Menurut INAH, suhu tinggi dan kekeringan menyebabkan retakan yang memungkinkan air meresap ke dalam struktur piramida, yang akhirnya menyebabkan keruntuhan. Saat ini, para pejabat sedang berusaha memperbaiki bangunan tersebut, namun cuaca ekstrem yang terus berlanjut kemungkinan besar akan menimbulkan masalah baru di masa depan. Perubahan iklim yang dipicu oleh aktivitas manusia telah menyebabkan kenaikan permukaan laut dan peristiwa cuaca ekstrem yang mengancam situs-situs warisan budaya di seluruh dunia.
Kemungkinan Keruntuhan Lain di Masa Depan