BACA JUGA:Kesiapan Telekomunikasi di IKN Nusantara Jelang Perayaan HUT ke-79 RI
BACA JUGA:Rencana OJK Pengenaan Pajak untuk Transaksi Kripto
Dua peristiwa ini menunjukkan betapa beragamnya pengalaman manusia pada waktu yang sama.
Waktu yang sama, tapi dengan cerita yang sangat berbeda.
Bukan cuma soal geografi, tapi juga soal budaya, kebutuhan, dan aspirasi yang berbeda.
Di Jawa, ada kebutuhan untuk membangun sesuatu yang monumental, yang bakal bertahan ratusan tahun sebagai simbol spiritualitas dan kebesaran dinasti.
Sementara itu, di Skandinavia, ada dorongan untuk menjelajah, mencari tanah baru, dan menaklukkan dunia yang belum dikenal.
BACA JUGA:Higgs Domino Island Bantah Aplikasinya Termasuk Judi Online, Kominfo Beri Tanggapan Ini
BACA JUGA:Samsung Galaxy S24 FE dan Bocoran Spesifikasi serta Fitur Terbaru
Ini juga ngingetin kita bahwa perkembangan sejarah itu nggak pernah seragam.
Setiap tempat punya waktunya sendiri-sendiri, dengan prioritas dan tantangan yang berbeda.
Borobudur dan bangsa Viking adalah dua sisi dari koin yang sama—keduanya menunjukkan bagaimana manusia, di mana pun mereka berada, selalu mencari sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri.
Entah itu dalam bentuk spiritualitas, seperti Borobudur, atau dalam bentuk petualangan dan ekspansi, seperti yang dilakukan Viking.
BACA JUGA:Penemu Hebat Indonesia yang Diakui Dunia: Dari Fondasi Cakar Ayam Hingga Terapi Kanker
BACA JUGA:Elon Musk Dikecam Sebagai Salah Satu Orang Paling Berbahaya di Dunia oleh Politisi Skotlandia
Kesimpulannya, ketika lo berpikir tentang sejarah, jangan cuma ngeliatnya dari satu sudut pandang.