Elon Musk Dikecam Sebagai Salah Satu Orang Paling Berbahaya di Dunia oleh Politisi Skotlandia

Senin 12-08-2024,17:20 WIB
Reporter : Mael
Editor : Mael

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Dalam beberapa pekan terakhir, Elon Musk, salah satu tokoh teknologi paling terkenal di dunia, kembali menjadi sorotan, bukan karena inovasi terbarunya, tetapi karena komentar kontroversial yang ia unggah di platform media sosial X (sebelumnya Twitter).

Musk, yang dikenal karena pengaruh besar dan kekayaan yang tak terhingga, disebut sebagai "salah satu orang paling berbahaya di Bumi" oleh politisi Skotlandia, Humza Yousaf.

Pernyataan keras ini muncul dalam sebuah acara di Edinburgh Festival Fringe, di mana Yousaf, yang juga mantan Menteri Pertama Skotlandia, menyampaikan kekhawatirannya atas peran Musk dalam menyebarkan misinformasi dan teori konspirasi kepada jutaan pengikutnya di media sosial.

BACA JUGA:Penemu Hebat Indonesia yang Diakui Dunia: Dari Fondasi Cakar Ayam Hingga Terapi Kanker

BACA JUGA:Misteri Candi Sukuh di Gunung Lawu: Sakral dan Penuh Teka-teki

Menurut Yousaf, Musk menggunakan kekayaannya untuk melakukan tindakan yang sangat merugikan, yang ia gambarkan sebagai "kejahatan paling picik."

Komentar Yousaf ini tak lepas dari aktivitas terbaru Musk di X, di mana ia kerap berkomentar mengenai situasi politik di Inggris, khususnya setelah tragedi penusukan yang menewaskan tiga anak perempuan di Southport.

Insiden tragis ini memicu gelombang kerusuhan di beberapa kota di Inggris, dan dalam berbagai cuitannya, Musk menuduh Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, sebagai 'two-tier Keir,' dan memperingatkan bahwa Inggris berada di ambang perang sipil, akibat aksi kelompok sayap kanan dan anti-Muslim.

BACA JUGA:Perbandingan Sejarah Abad ke-15: Jepang dalam Periode Sengoku dan Majapahit di Nusantara

BACA JUGA:Sejarah Kadipaten Panjalu: Warisan Hindu di Kaki Gunung Sawal

Dalam salah satu unggahannya, Musk bahkan sempat membagikan berita palsu yang diklaim berasal dari surat kabar Daily Telegraph.

Berita hoax tersebut menyebutkan bahwa Perdana Menteri Inggris sedang merencanakan kamp di Pulau Falkland untuk menahan para perusuh yang terlibat dalam kerusuhan tersebut.

Setelah terbukti bahwa berita tersebut palsu, Musk dengan cepat menghapus cuitannya, tetapi dampaknya sudah terlanjur menyebar.

Yousaf menekankan bahwa sebagai orang yang sangat pintar dan melek teknologi, Musk seharusnya melakukan riset lebih mendalam sebelum membagikan klaim yang belum diverifikasi di media sosial.

BACA JUGA:Raga Mulya: Raja Terakhir Kerajaan Sunda dan Akhir dari Pajajaran

Kategori :