Prajurit Zulu menggunakan taktik serangan impondo zankoma atau "tanduk kerbau", di mana mereka mengapit musuh dari kedua sisi dan menyerang secara frontal pada saat yang bersamaan.
BACA JUGA:Mengurai Benang Kusut Silsilah Raja-Raja Melayu
BACA JUGA:Pemberontakan Taiping, Sejarah Revolusi yang Mengguncang Dinasti Qing
Pada pagi hari tanggal 22 Januari 1879, Zulu melancarkan serangan mendadak yang mengejutkan pasukan Inggris.
Meskipun pasukan Inggris dipersenjatai dengan senapan Martini-Henry dan memiliki artileri, mereka kalah jumlah dan tidak siap menghadapi serangan Zulu yang cepat dan terorganisir dengan baik.
Pertempuran sengit berlangsung selama beberapa jam, tetapi taktik Zulu berhasil memecah dan mengalahkan pasukan Inggris.
Hanya sekitar 60 dari 1.800 tentara Inggris yang bertahan hidup dalam pertempuran ini, sementara sisanya tewas atau tertangkap.
BACA JUGA:Runtuhnya Kerajaan Benin: dan Kesenian yang Hilang dari Afrika Barat
BACA JUGA:Ziryab Sang Pelopor Mode, Musik, dan Gastronomi di Andalusia
Sebaliknya, korban di pihak Zulu diperkirakan sekitar 1.000 hingga 3.000 orang, tetapi kemenangan mereka tetap luar biasa.
Kekalahan di Islandwana sangat mengejutkan Inggris dan dunia Barat.
Di London, berita ini diterima dengan kaget dan marah, memicu pertanyaan serius tentang kemampuan Inggris untuk mempertahankan wilayah kolonialnya.
Kekalahan ini menantang asumsi umum tentang superioritas militer Eropa atas angkatan perang non-Barat.
BACA JUGA:Pulau St. Kilda, Kisah Kehidupan dan Keberadaan Terpencil di Ujung Dunia
BACA JUGA:Mitologi Pahlawan Wanita Yunani Kuno: Kisah-Kisah yang Jarang Terungkap
Namun, kekalahan ini juga mendorong Inggris untuk memperkuat kampanye militer mereka di Afrika Selatan.