RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Pada tanggal 22 Januari 1879, Inggris mengalami salah satu kekalahan paling memalukan dalam sejarah militernya di tangan Kerajaan Zulu dalam Pertempuran Islandwana.
Terjadi di Afrika Selatan, pertempuran ini mengejutkan dunia dan menunjukkan bahwa kekuatan militer modern Eropa tidak selalu tak terkalahkan.
Terutama ketika menghadapi taktik dan keberanian yang luar biasa dari prajurit Zulu.
Pada akhir abad ke-19, Afrika Selatan menjadi pusat persaingan kolonial antara kekuatan Eropa, khususnya Inggris, yang berusaha memperluas pengaruhnya di wilayah tersebut.
BACA JUGA:Pemberontakan Boxer, Konflik Berdarah antara Budaya dan Modernitas
BACA JUGA:Olaudah Equiano, Ketika Narasi Seorang Budak Mengubah Dunia
Kerajaan Zulu, di bawah kepemimpinan Raja Cetshwayo, adalah salah satu kerajaan paling kuat di wilayah ini, dengan angkatan perang yang sangat terlatih dan disiplin.
Namun, Inggris yang ambisius berusaha untuk menguasai Zulu sebagai bagian dari rencana mereka untuk mendirikan Konfederasi Afrika Selatan, yang akan berada di bawah kendali Inggris.
Dengan demikian, pada bulan Januari 1879, Inggris mengirimkan ultimatum kepada Cetshwayo yang pada dasarnya meminta agar Zulu menyerah kepada kendali Inggris.
Ketika ultimatum tersebut diabaikan, Inggris memulai invasi ke wilayah Zulu.
BACA JUGA:Tun Fatimah, Srikandi Melayu Melaka yang Penuh Keteguhan dan Tragedi
BACA JUGA:Misteri Pertempuran Los Angeles, Ketegangan Perang Dunia II yang Berujung pada Kepanikan Massal
Pasukan Inggris di bawah pimpinan Letnan Jenderal Lord Chelmsford dibagi menjadi beberapa kolom untuk menyerang Zulu dari berbagai arah.
Salah satu kolom ini, dipimpin oleh Kolonel Henry Pulleine dan Letnan Kolonel Anthony Durnford, berkemah di bawah Gunung Islandwana, tanpa memperhatikan taktik defensif yang kuat.
Tanpa disadari oleh pasukan Inggris, prajurit Zulu yang dipimpin oleh Ntshingwayo kaMahole Khoza dan Mavumengwana kaNdlela Ntuli sedang mendekat dengan kekuatan besar yang diperkirakan mencapai 20.000 orang.