Pemberontakan Boxer, Konflik Berdarah antara Budaya dan Modernitas

Minggu 11-08-2024,20:50 WIB
Reporter : Mael
Editor : Mael

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Pemberontakan Boxer, yang berlangsung dari tahun 1899 hingga 1901, adalah salah satu peristiwa paling dramatis dalam sejarah Tiongkok, yang mencerminkan konflik antara tradisi kuno dan tekanan modernisasi serta pengaruh asing.

Pemberontakan ini merupakan respons terhadap intervensi kekuatan Barat dan Jepang di Tiongkok, yang memicu ketegangan sosial, ekonomi, dan politik yang berujung pada kekerasan skala besar.

Pada akhir abad ke-19, Tiongkok berada dalam keadaan krisis.

BACA JUGA:Olaudah Equiano, Ketika Narasi Seorang Budak Mengubah Dunia

BACA JUGA:Pemberontakan Taiping, Sejarah Revolusi yang Mengguncang Dinasti Qing

Dinasti Qing, yang berkuasa saat itu, semakin lemah akibat serangkaian kekalahan dalam perang melawan kekuatan asing, seperti Perang Candu melawan Inggris, serta pemberontakan internal seperti Pemberontakan Taiping.

Kekalahan ini membuat Tiongkok terpaksa menandatangani serangkaian perjanjian tidak adil yang memberi keuntungan besar kepada negara-negara Barat dan Jepang, yang dikenal sebagai "Perjanjian Tidak Adil."

Kehadiran misionaris Kristen dan konversi besar-besaran di pedesaan Tiongkok juga menambah ketegangan.

Masyarakat lokal merasa terancam oleh budaya dan agama asing yang mereka anggap menghancurkan tradisi dan nilai-nilai Tiongkok.

BACA JUGA:Tun Fatimah, Srikandi Melayu Melaka yang Penuh Keteguhan dan Tragedi

BACA JUGA:Misteri Pertempuran Los Angeles, Ketegangan Perang Dunia II yang Berujung pada Kepanikan Massal

Selain itu, kekuatan-kekuatan Barat sering kali melindungi orang-orang yang berpindah agama dari hukum dan adat setempat, yang memicu kebencian dan ketidakpuasan.

Di tengah situasi ini, muncul sebuah kelompok rahasia yang dikenal sebagai "Yihetuan" atau "Boxers," yang terdiri dari petani dan pekerja yang percaya bahwa mereka memiliki kekuatan supranatural untuk melawan peluru dan senjata asing.

Mereka mengusung slogan "Dukung Qing, Hancurkan Orang Barat" dan mulai melakukan serangan terhadap misionaris Kristen, orang-orang asing, dan orang Tionghoa yang dianggap bekerja sama dengan kekuatan asing.

Pemberontakan Boxer dimulai secara sporadis pada tahun 1899, tetapi mencapai puncaknya pada tahun 1900 ketika para pemberontak mulai menyerang dan menghancurkan gereja-gereja Kristen, sekolah-sekolah misionaris, serta pemukiman orang asing di Tiongkok utara.

Kategori :