Tun Fatimah, Srikandi Melayu Melaka yang Penuh Keteguhan dan Tragedi

Minggu 11-08-2024,20:10 WIB
Reporter : Adi Candra
Editor : Adi Candra

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Tun Fatimah adalah seorang srikandi Melayu Melaka yang terkenal dan merupakan putri dari Bendahara Seri Maharaja Tun Mutahir (setara dengan Perdana Menteri).

Bendahara Seri Maharaja Tun Mutahir adalah putra Bendahara Seri Nara Di Raja Tun Ali dengan Tun Kudu.

Tun Fatimah menikah dengan Sultan Mahmud Shah (Sultan Melaka terakhir) setelah semua saudara laki-lakinya dihukum mati karena difitnah oleh beberapa orang istana.

Tun Fatimah sebenarnya sudah menikah dengan Tun Ali ketika Sultan Mahmud berusaha memperistrinya.

BACA JUGA:Tun Fatimah, Srikandi Melayu yang Bermakam di Kampar

BACA JUGA:Mengurai Benang Kusut Silsilah Raja-Raja Melayu

Karena fitnah tersebut, Sultan Mahmud memerintahkan hukuman mati terhadap seluruh keluarga Tun Fatimah, termasuk saudara-saudaranya Tun Tahir dan Tun Hasan, ayahnya Bendahara Tun Mutahir, serta suaminya Tun Ali.

Setelah menyadari bahwa fitnah tersebut tidak benar, Sultan Mahmud menyesal dan akhirnya menikahi Tun Fatimah.

Tun Fatimah juga menjadi Permaisuri Johor pertama yang membawa gelar Permaisuri Tun Kudu.

Tun Fatimah melahirkan empat anak, dua putra dan dua putri.

BACA JUGA:Kisah Kontribusi Raja Melayu-Sriwijaya Terhadap Pembangunan Biara di Universitas Nalanda

BACA JUGA:Mengulik Orang Kayo Hitam: Dongeng Melayu Jambi yang Sarat Mitos

Di antara mereka adalah Raja Ala'uddin, yang juga dikenal sebagai Muzzafar Shah atau Kamal Amirul Ar'Rashid ibni Sultan Mahmud Shah (Raja Muda Mahkota Melaka), dan Raja Raden Ali, yang memerintah Johor sebagai Sultan Alauddin Riayat Shah II selama 36 tahun.

Makam Srikandi Tun Fatimah terletak di sebuah permakaman tua di Hilir Bangkinang, di tepian tebing kanan Sungai Kampar, Kabupaten Kampar.

Srikandi Tun Fatimah wafat pada tahun 1527 Masehi, tahun yang sama ketika tentara gabungan Kesultanan Demak-Cirebon yang dipimpin Fatahillah berhasil mengusir tentara Portugis dari Pelabuhan Sunda Kelapa, dan menamainya kembali "Jayakarta," yang dalam Bahasa Sanskerta berarti "kejayaan tercapai."

Kategori :