Potret Lawas 1910: Kekuatan Magis Lompat Batu Suku Nias

Rabu 07-08-2024,15:49 WIB
Reporter : Andika
Editor : Andika

Pelompat tidak hanya harus melompati tumpukan batu tersebut, tetapi juga harus memiliki teknik untuk mendarat dengan benar.

Salah mendarat bisa menyebabkan cedera serius seperti patah tulang atau cedera otot.

Pada masa lampau, tantangan ini bahkan lebih berbahaya dengan adanya paku dan bambu runcing di atas batu, menegaskan betapa seriusnya ritual ini.

Secara taktis, tradisi fahombo ini juga melatih prajurit muda untuk menjadi tangkas dan gesit.

BACA JUGA:Kerajaan Dayak Ngaju yang Tak Tertaklukkan: Kuta Bataguh

BACA JUGA:Cinta yang Kebablasan Serta Meletusnya Perang Pajang vs Mataram

Mereka dilatih untuk melompati dinding pertahanan musuh mereka, dengan obor di satu tangan dan pedang di tangan lain pada malam hari.

Latihan ini sangat penting untuk kesiapan fisik dan mental prajurit dalam menghadapi peperangan.

Lompat batu atau fahombo bukan hanya sekadar olahraga tradisional bagi Suku Nias, tetapi juga sebuah ritual yang penuh dengan nilai-nilai budaya dan sejarah.

Potret-potret lawas dari tahun 1910 menjadi saksi bisu kekuatan magis dari tradisi ini, mengabadikan momen-momen penting dalam kehidupan masyarakat Nias.

BACA JUGA:Sejarah Pertempuran di Singosari: Peran Bendera Merah Putih

BACA JUGA:Matinya Sang Playboy Zaman KerajaanPajang

Warisan budaya ini terus dilestarikan, mengingat pentingnya nilai-nilai yang terkandung di dalamnya bagi identitas dan kebanggaan Suku Nias.

 

 

 

Kategori :