Penelitian Baru Ungkap Peran Mekanika Hidrolik dalam Pembangunan Piramida Mesir Kuno

Sabtu 27-07-2024,19:50 WIB
Reporter : Mael
Editor : Mael

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Dalam sebuah penelitian yang baru-baru ini diterbitkan di jurnal PLOS ONE, para ilmuwan menyimpulkan bahwa mekanika hidrolik mungkin menjadi kekuatan pendorong di balik pembangunan piramida Mesir kuno.

Penelitian ini berfokus pada Piramida Bertingkat Djoser di Saqqara, Mesir—yang diyakini sebagai piramida tertua dari tujuh piramida monumental dan berpotensi dibangun sekitar 4.500 tahun yang lalu.

Temuan ini menawarkan cetak biru yang luar biasa untuk teknik hidrolik yang digunakan oleh orang Mesir kuno.

Para peneliti mengemukakan bahwa mekanisme bertenaga hidrolik dapat menggerakkan balok-balok batu besar yang membentuk piramida, dari bagian bawah ke atas.

BACA JUGA:Pembatasan Pembelian Pertalite Tinggal Menunggu Keputusan Presiden Jokowi

BACA JUGA:Nasib iPhone di China Makin Terpuruk, Apple Keluar dari Daftar Lima Besar

Arsitektur internal Piramida Bertingkat konsisten dengan mekanisme elevasi hidrolik, yang belum pernah dilaporkan sebelumnya di tempat atau waktu tersebut.

Dengan mengangkat batu dari bagian dalam piramida dalam apa yang disebut penulis sebagai “gaya gunung berapi,” tekanan air dari sistem hidrolik bisa saja mendorong balok-balok tersebut ke tempatnya.

Jika terbukti, penelitian ini menunjukkan bahwa orang Mesir memiliki pemahaman yang kuat tentang sistem hidrolik canggih jauh sebelum para sarjana modern mempercayainya.

Berdasarkan pemetaan daerah aliran sungai di dekatnya, salah satu struktur Saqqara yang masif—namun belum dapat dijelaskan—yang dikenal dengan nama Gisr el-Mudir, memiliki ciri-ciri seperti bendungan yang bertujuan untuk memerangkap sedimen dan air.

BACA JUGA:OpenAI Menguji SearchGPT, Search Engine Berbasis AI

BACA JUGA:Google Luncurkan Gemini Flash 1.5 di 230 Negara, Termasuk Indonesia

Para ilmuwan mengatakan topografi di luar bendungan menunjukkan kemungkinan adanya danau sementara di sebelah barat kompleks Djoser, dengan aliran air yang mengelilinginya dalam bentuk parit.

Karena anak sungai Nil mengaliri wilayah tersebut, sebuah bendungan bisa saja menciptakan sebuah danau sementara, yang berpotensi menghubungkan sungai tersebut dengan “Parit Kering” di sekitar lokasi Djoser, membantu memindahkan material dan memenuhi kebutuhan hidrolik.

“Arsitek kuno kemungkinan besar mengangkat batu dari pusat piramida dengan cara gunung berapi menggunakan air bebas sedimen dari bagian selatan Parit Kering,” tulis para penulis.

Kategori :