PADA ZAMAN DAHULU KALA, ada seorang raja yang dikenal sebagai pemimpin bijaksana dengan sepuluh puteri yang cantik-cantik.
Istrinya telah meninggal saat melahirkan anak bungsunya, sehingga puteri-puterinya dibesarkan oleh inang pengasuh.
Meskipun raja bijaksana, kesibukannya mengurus kerajaan membuatnya tak mampu mendidik puteri-puterinya dengan baik.
Puteri-puteri raja, yang dinamai sesuai dengan warna: Puteri Jambon, Puteri Jingga, Puteri Nila, Puteri Hijau, Puteri Kelabu, Puteri Oranye, Puteri Merah Merona, dan Puteri Kuning, menjadi manja dan nakal.
BACA JUGA:Kisah Putri Tandampalik dan Kerajaan Luwu
BACA JUGA:Asal Usul Angling Darma: Legenda dan Kisah Bijaksana dari Pulau Jawa
Mereka lebih suka bermain di danau, enggan belajar, dan sering bertengkar.
Hanya Puteri Kuning yang berbeda, ia selalu riang, ramah, dan lebih suka bersama inang pengasuh daripada kakak-kakaknya.
Suatu hari, raja harus pergi jauh dan mengumpulkan puteri-puterinya untuk menanyakan oleh-oleh yang mereka inginkan.
Sembilan puteri lainnya meminta hadiah mahal, tetapi Puteri Kuning hanya meminta agar ayahnya kembali dengan selamat.
BACA JUGA:Legenda Tiga Bersaudara di Bukit Fafinesu Nusa Tenggara Timur
BACA JUGA:Asal Mula Bukit Catu Bali
Raja terkesan dengan permintaan Puteri Kuning dan berjanji akan membawa hadiah indah untuknya.
Selama raja pergi, puteri-puteri semakin nakal.
Mereka membentak inang pengasuh dan membuat para pelayan sibuk menuruti permintaan mereka hingga taman istana tak terawat.