Pada tahun 1947, ia diangkat menjadi Kepala Seksi Mobilisasi Divisi Garuda Sumsel, berperan penting dalam upaya mobilisasi dan koordinasi perlawanan terhadap agresi militer Belanda.
BACA JUGA:Raja Ali Haji: Cendekiawan Melayu dan Karya Abadinya 'Gurindam Dua Belas'
BACA JUGA:Bocoran Lengkap Spesifikasi iPhone SE 4, Peningkatan Besar-besaran dari Versi Sebelumnya!
AM Thalib dikenal karena keberaniannya menolak ajakan Dewan Banteng untuk memutuskan hubungan dengan pemerintah pusat.
Keputusan ini menunjukkan komitmennya terhadap persatuan dan kesatuan Indonesia di tengah situasi yang sangat sulit.
Atas jasanya dalam perjuangan kemerdekaan, AM Thalib dianugerahi berbagai penghargaan, termasuk Bintang Gerilya, Bintang Clash 1 dan 2, serta tiga Satya Lencana.
Ia juga diakui sebagai anggota Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia golongan A karena masa baktinya yang lebih dari 4 tahun.
BACA JUGA:Solusi Permanen Intel untuk Permasalahan Crash pada CPU
BACA JUGA:Tim Penyidik Kejati Sumsel Bidik Pihak Lain Terkait Kasus Tambang PT ABS di Lahat
AM Thalib wafat dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata, Jakarta.
Untuk mengenang jasanya, namanya diabadikan menjadi nama gedung Korem 044/Garuda Dempo di Palembang.
AM Thalib adalah contoh nyata dari seorang pejuang serba bisa yang berkontribusi besar dalam berbagai bidang demi kemerdekaan dan kemajuan Indonesia.
Dari politik, jurnalistik, hingga militer, dedikasinya terhadap tanah air menjadikannya salah satu pahlawan yang dihormati dan diingat oleh bangsa Indonesia.
BACA JUGA:Kampung Narkoba Digerebek, Lima Orang Diamankan
BACA JUGA:Pria Meninggal di Terminal Jakabaring Palembang, Diduga Sakit Sesak Napas
Warisannya tetap hidup sebagai inspirasi bagi generasi muda untuk terus mencintai dan membangun Indonesia.