RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Kerajaan Siak Sri Indrapura memiliki sejarah yang unik dan penuh dengan perjuangan.
Berdiri pada awal abad ke-18, kerajaan ini didirikan oleh seorang pangeran dari Kesultanan Johor-Riau yang bernama Raja Kecik.
Menariknya, peran masyarakat Minangkabau sangat signifikan dalam pendirian dan perkembangan awal kerajaan ini.
Raja Kecik adalah putra Sultan Mahmud Syah II dari Johor-Riau, yang terbunuh saat Raja Kecik masih dalam kandungan ibunya, Cik Pong.
Setelah kematian Sultan Mahmud Syah II, kekuasaan Johor-Riau diambil alih oleh Datuk Bendahara Tun Habib dengan gelar Sultan Abdul Jalil Riayat Syah.
BACA JUGA:Persis Solo Siap Bangkit di Laga Kedua Piala Presiden 2024
Namun, kekuasaan baru ini melakukan pembersihan terhadap pendukung setia Sultan Mahmud Syah II, termasuk Cik Pong.
Cik Pong bersama dengan anaknya yang kemudian diberi nama Raja Kecik, melarikan diri dari istana Johor dengan bantuan Datuk Laksamana Johor.
Setelah melarikan diri, Raja Kecik diserahkan kepada Temenggung Muar untuk dirawat.
Namun, karena ancaman terus-menerus dari pihak Sultan Abdul Jalil Riayat Syah, Temenggung Muar menyerahkan Raja Kecik kepada seorang saudagar Minangkabau bernama Nakhoda Malim.
Selanjutnya, Raja Kecik dibawa ke Pagaruyung dan diasuh oleh Yamtuan Sakti hingga berusia 17 tahun.
BACA JUGA:Berikut Biografi Sri Jayabaya, Raja Kediri Termasyhur
Yamtuan Sakti dan Puteri Jamilan, ibunda Yamtuan Sakti, memberikan nasihat kepada Raja Kecik untuk pergi ke Siak dan Bengkalis guna menuntut bela atas kematian ayahnya dan merebut kembali kekuasaan Johor.
Raja Kecik kemudian menghimpun dukungan dari berbagai suku, termasuk suku Minangkabau, Melayu Palembang, Melayu Jambi, Bintan, Bugis, dan lainnya.
Pada tahun 1718, Raja Kecik memimpin serangan ke Johor dan berhasil mengalahkan Sultan Abdul Jalil Riayat Syah.