Banta Seudang yang baik hati, memutuskan untuk pergi merantau mencari obat mata untuk ayahnya agar bisa kembali bekerja dan membiayai sekolahnya.
Dengan restu ibunya, ia berangkat dengan bekal seadanya.
Setelah berbulan-bulan berjalan, ia tiba di sebuah hutan dan menemukan balai tempat para Aulia (Wali) Allah shalat berjamaah.
Setelah shalat, imam wali itu memberikan petunjuk kepada Banta untuk mengikuti seekor gajah putih yang akan membawanya ke tempat di mana ia bisa menemukan obat untuk ayahnya.
BACA JUGA:Legenda Nyi Roro Kidul, Penunggu Laut Selatan
Gajah putih tersebut membawa Banta ke sebuah lembah dengan sungai yang jernih, tempat tinggal Jin Pari yang memiliki baju terbang.
Jin Pari menjelaskan bahwa di tengah sungai itu terdapat bunga ajaib bernama bunga bangkawali, yang hanya bisa didapatkan dengan bantuan seorang perempuan tua penjaga sungai bernama Mak Toyo.
Setelah mendapat izin dari Mak Toyo, Banta berhasil mendapatkan bunga bangkawali tersebut dengan berenang ke tengah sungai.
Dengan bantuan Mak Toyo dan Jin Pari, Banta Seudang kembali ke rumah dengan membawa bunga ajaib itu.
Setelah mencelupkan bunga ke dalam air dan mengusapkannya ke mata ayahnya tiga kali, sang Ayah dapat melihat kembali.
BACA JUGA:Dewi Anjani, Sang Penjaga Gunung Rinjani
Kebahagiaan pun menyelimuti keluarga mereka.
Sang Ayah kemudian mengungkapkan kepada Banta bahwa dirinya adalah Raja negeri tersebut, yang telah dicampakkan oleh adiknya.
Mengetahui hal ini, Banta Seudang bersama keluarganya dan dibantu oleh Mak Toyo dan Jin Pari, pergi ke istana untuk merebut kembali tahta.
Sang Raja yang licik tidak dapat menandingi kekuatan Mak Toyo dan Jin Pari, dan akhirnya tersungkur.
BACA JUGA:Legenda Inyiak Balang: Penunggu Hutan Belantara Minangkabau