Ia dituduh menerima mobil baru dari JMD, meski Titiek membantah tuduhan tersebut dalam otobiografinya "Titiek Puspa a Legendary Diva" (2008).
BACA JUGA:Terungkap! Server PDN Ternyata Gunakan Password yang Mudah Ditebak
BACA JUGA:Yamaha Cygnus Gryphus 2025: Skuter Matik Mewah dan Hemat Bahan Bakar
Titiek mengaku membeli mobil dari JMD dengan uangnya sendiri, namun transaksi tersebut menimbulkan kecurigaan.
Tuduhan terhadap Titiek tidak dipercaya oleh banyak orang, dan ia menjadi target amarah masyarakat.
Mobil yang baru dibelinya dirampas oleh mahasiswa yang berdemonstrasi, dan Titiek tidak pernah melihat mobil tersebut lagi.
Selain Titiek, JMD juga memberikan hadiah kepada perempuan lainnya, termasuk mobil, rumah, dan uang dengan alasan dana pendidikan.
BACA JUGA:Mitos Horor dari Jambi: Kisah Hantu Pirau yang Menyeramkan
BACA JUGA:Mengulik Cerita Jembatan Teksas: Pesona di Siang Hari, Menjadi Misteri Saat Malam Hari
Dalam proses pengadilan, JMD membantah tuduhan korupsi, tetapi mengakui memiliki banyak istri.
JMD berdalih bahwa tindakannya adalah untuk mendukung misi revolusioner Soekarno dengan dukungan kabinet.
Namun, hakim menganggap pernyataan tersebut hanya bualan.
Pada September 1966, JMD dinyatakan bersalah atas korupsi, perkawinan tidak sah, kepemilikan senjata api, dan subversi. Ia dijatuhi hukuman mati.
BACA JUGA:Mengulik Misteri dan Tragedi di Balik Danau Kenanga Gedung Rektorat Universitas Indonesia
BACA JUGA:Mengulik Kisah Menara Air UI: Antara Sejarah dan Cerita Mistis
Dalam buku "Authoritarian Modernization in Indonesia's Early Independence Period: The Foundation of the New Order State (1950-1965)" (2020) karya Farabi Fakih, disebutkan bahwa kejayaan dan kekayaan JMD hilang setelah skandal tersebut.