Data Inafis Polri Bocor dan Dijual di Darkweb Ungkap BSSN

Rabu 26-06-2024,11:38 WIB
Reporter : Mael
Editor : Mael

BACA JUGA:Menikmati Keindahan dan Ketenangan di The Bunder View, Bogor

Serangan ini menyebabkan gangguan pada 210 instansi pusat dan daerah, dengan layanan imigrasi menjadi salah satu yang paling terdampak.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Semuel Abrijani Pangerapan, menyatakan bahwa layanan imigrasi dan beberapa layanan pemerintah daerah kini mulai pulih.

Serangan ransomware ini menggunakan perangkat lunak yang dikembangkan oleh kelompok ransomware Rusia, LockBit.

BACA JUGA:Menikmati Keindahan Pantai Anyer di Villa Sankara

BACA JUGA:Alun-Alun Kota Bogor: Destinasi Rekreasi Gratis di Tengah Kota

Kelompok ini telah dikenal sebagai salah satu kelompok ransomware paling produktif di dunia, dengan serangan yang menargetkan berbagai entitas dari pemerintahan hingga perusahaan besar.

LockBit biasanya menggunakan model Ransomware-as-a-Service (RaaS), yang memungkinkan afiliasi mereka untuk menyebarkan ransomware ke berbagai target di seluruh dunia.

Indonesia telah mengalami beberapa insiden kebocoran data yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Pada tahun 2021, data dari 1,3 juta pengguna aplikasi pelacak Covid-19 milik pemerintah bocor.

BACA JUGA:Menikmati Keindahan dan Ketenangan di The Bunder View, Bogor

Sebelumnya, data lebih dari 200 juta peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan juga dilaporkan bocor dan dijual di dark web. (*)

Kategori :