RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Di tengah hiruk-pikuk modernisasi dan pembangunan pesat di Kabupaten Cianjur, terdapat sebuah saksi bisu sejarah yang masih kokoh berdiri, yaitu Bumi Ageung.
Bumi Ageung, yang berarti "rumah besar" dalam bahasa Sunda, adalah sebuah bangunan bersejarah yang telah menjadi ikon dan kebanggaan warga Cianjur.
Bumi Ageung dibangun pada masa kolonial Belanda dan telah melalui berbagai fase sejarah.
Bangunan ini awalnya difungsikan sebagai kediaman resmi bupati Cianjur dan pusat pemerintahan.
Arsitektur bangunan ini mencerminkan gaya kolonial dengan sentuhan lokal yang khas.
Dengan dinding-dinding tebal dan atap tinggi, Bumi Ageung menjadi simbol kemegahan dan kestabilan pemerintahan pada masa itu.
BACA JUGA:Empat Lawang Sambut Hari Raya Idul Adha 1445 H dengan Takbir Keliling Di Lepas Pj Bupati
Salah satu daya tarik utama Bumi Ageung adalah arsitekturnya yang memadukan elemen-elemen Eropa dan tradisional Sunda.
Halaman depan yang luas dengan pepohonan besar menambah kesan anggun dan megah.
Bangunan ini memiliki ruang-ruang yang luas dengan jendela-jendela besar yang memungkinkan cahaya matahari masuk, menciptakan suasana yang sejuk dan terang di dalamnya.
Detail-detail ornamen pada pintu, jendela, dan langit-langit menunjukkan kerajinan tangan yang sangat halus dan bernilai seni tinggi.
Tidak hanya itu, Bumi Ageung juga memiliki ruangan-ruangan khusus yang dulu digunakan untuk berbagai kegiatan pemerintahan dan acara resmi.
BACA JUGA:Ralova Indonesia Jaya Bantu Korban Banjir di OKU
Meskipun telah berusia ratusan tahun, Bumi Ageung masih tetap kokoh berdiri dan kini difungsikan sebagai museum dan pusat kebudayaan.
Di dalamnya, pengunjung dapat melihat berbagai koleksi peninggalan sejarah Cianjur, mulai dari benda-benda purbakala, dokumen-dokumen penting, hingga karya seni lokal.