Punden berundak ini juga mencerminkan tingginya tingkat kebudayaan dan spiritualitas masyarakat pada masa Kerajaan Majapahit dan sebelumnya.
Gunung Penanggungan telah lama dianggap sebagai tempat suci yang memiliki kekuatan spiritual yang besar.
Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, gunung ini dianggap sebagai replika miniatur dari Gunung Mahameru, yang merupakan tempat tinggal para dewa dalam mitologi Hindu.
Oleh karena itu, Gunung Penanggungan sering menjadi tujuan ziarah dan tempat berlangsungnya berbagai upacara keagamaan.
BACA JUGA:Disdik Sumsel Peringatkan Pendaftar PPDB: Hindari Pemalsuan Dokumen
Kegiatan spiritual di Gunung Penanggungan tidak hanya terbatas pada zaman Majapahit.
Bahkan sebelum masa kejayaan Majapahit, gunung ini sudah menjadi pusat keagamaan yang penting.
Bukti-bukti arkeologis menunjukkan bahwa gunung ini telah digunakan untuk kegiatan spiritual sejak zaman prasejarah, yang kemudian diteruskan oleh berbagai kerajaan di Jawa Timur.
Saat ini, situs-situs purbakala di Gunung Penanggungan terus menjadi fokus penelitian dan pelestarian.
Para arkeolog dan sejarawan terus melakukan penggalian dan studi untuk mengungkap lebih banyak tentang sejarah dan kebudayaan yang terpendam di gunung ini.
BACA JUGA:Disdik Sumsel Peringatkan Pendaftar PPDB: Hindari Pemalsuan Dokumen
Pelestarian situs-situs ini sangat penting untuk menjaga warisan budaya dan sejarah bagi generasi mendatang.
Namun, pelestarian situs purbakala di Gunung Penanggungan menghadapi berbagai tantangan, termasuk ancaman kerusakan alam dan aktivitas manusia.
Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, dan para peneliti untuk melindungi dan mempromosikan warisan budaya ini.
Gunung Penanggungan adalah sebuah permata arkeologis yang menyimpan kekayaan sejarah dan budaya yang luar biasa.
BACA JUGA:Cara Menjaga Kesehatan Tanpa Olahraga: Tips untuk Orang yang Malas Berolahraga