Tradisi Unik di Masjid Agung Surakarta, Dua Jemaah, Satu Masjid

Kamis 14-03-2024,18:06 WIB
Reporter : Adi Candra
Editor : Adi Candra

SURAKARTA, RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Di tengah gemerlap bulan Ramadan, Masjid Agung Surakarta menyuguhkan tradisi unik yang mencerminkan keberagaman dan ukhuwah Islamiyah.

Dua jemaah, dengan jumlah rakat yang berbeda, berkumpul di bawah satu atap masjid.

Sebuah fenomena yang menarik, di mana kesejukan ukhuwah Islamiyah terpancar meski berbeda imam dan jumlah rakat.

BACA JUGA:Bikin Bulu Kuduk Berdiri, Ini 11 Misteri di Daerah Jambi! Salahsatunya Jejak Kuno di Candi Muaro Jambi

Pluralisme dan Ukhuwah Islamiyah

Setiap malam, masjid itu dipenuhi oleh dua kelompok jemaah yang saling menghormati.

Satu kelompok melakukan salat tarawih dengan 11 rakaat, sementara kelompok lainnya melakukan 23 rakaat. 

Meski ada perbedaan, namun semangat ukhuwah Islamiyah terpancar dengan kuat.

Kedua jemaah itu saling menghormati, menjaga kekhusyukan salat masing-masing, dan merajut persaudaraan dalam ibadah.

BACA JUGA:5 Jebakan Saat Sahur: Hindari Makanan Ini untuk Menghindari Dehidrasi Seharian

Asal Usul Tradisi

Tradisi ini bukanlah hal yang baru. Sudah puluhan tahun, Masjid Agung Surakarta menerapkan pemisahan jemaah tarawih.

Awalnya, semua jemaah melaksanakan tarawih dengan 23 rakaat. Namun, pada tahun 1983, atas saran KH Muthohar Al Hafidz, tradisi memisahkan antara jemaah yang melakukan 11 rakaat dan 23 rakaat mulai diterapkan.

Tujuannya sederhana: menjaga kebersamaan dan kesejukan ibadah di bulan suci Ramadan.

BACA JUGA:Penampakan Sumur Bersejarah: Kisah Bir Thaflah yang Masih Mengalir Air, Sebuah Saksi Mukjizat Nabi Muhammad

Kategori :