Budayawan Sebut Carok Bukan Tradisi, Senjata yang Dipakaipun Bukan Hanya dengan Celurit

Minggu 28-01-2024,12:01 WIB
Reporter : Adi Candra
Editor : Adi Candra

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Tragedi carok di Banhkalan, Madura, mengundang perhatian masyarakat dan budayawan.

Seperti dilansir rakyatempatlawang.disway.id dari kanal YouTube tvOneNews pada Minggu, 28 Januari 2024.

Hidrocin Sabarudin, seorang budayawan Madura, menyoroti fenomena tersebut.

Menurutnya, carok bukanlah tradisi sejati, karena sesuatu bisa disebut tradisi jika memberikan kebaikan bagi masyarakat.

BACA JUGA:Ayat Al-Quran dan Makna Kedamaian: Perspektif Terhadap Carok

Carok sendiri, menurut Hidrocin, berasal dari bahasa Kawi yang berarti perkelahian.

Ia menegaskan bahwa senjata yang digunakan dalam carok tidak hanya terbatas pada celurit.

Peristiwa antara Mat Tanjar Cs dan Hasan Busri serta Wardi Virla menjadi contoh nyata tragisnya fenomena ini.

Kasus carok ini dimulai dari adu mulut antara Mat Tanjar dan Hasan Busri, akibat ketidaksetujuan Mat Tanjar terhadap sapaan Hasan.

BACA JUGA:Budaya Carok Viral dan Menjadi Sorotan, Ini Tantangan dan Solusinya

Provokasi ini memicu pertarungan sengit yang berujung pada kehilangan nyawa bagi empat orang.

Hasan Busri dan Wardi Virla berhasil mengalahkan Mat Tanjar Cs dengan menggunakan celurit, namun tanpa mengalami luka serius.

Kejadian ini memunculkan pertanyaan serius tentang keberlanjutan tradisi carok di tengah masyarakat Madura.

BACA JUGA:Misteri Carok: Tradisi Pemulihan Harga Diri, Harta, Tahta dan Wanita dengan Senjata Celurit Di Bangkalan

Peristiwa berdarah ini menciptakan gelombang kecaman dan keprihatinan di kalangan masyarakat luas.

Kategori :