Tidak ada sumber pasti yang menjelaskan tentang asal-usul mantra ini.
BACA JUGA:Inilah 3 Cerita Penampakan Makhluk Bunian yang Sering Menghantui Sumatera
Namun, beberapa orang mengatakan bahwa mantra ini sudah ada sejak zaman dahulu kala, ketika masyarakat Babel masih hidup dalam keadaan primitif dan belum mengenal teknologi modern.
Pada saat itu, masyarakat Babel sering berpindah-pindah tempat untuk mencari sumber makanan dan tempat tinggal yang lebih baik.
Mereka juga harus berhadapan dengan berbagai macam tantangan, seperti binatang buas, musuh, dan bencana alam.
Oleh karena itu, mereka sangat mengandalkan kekuatan spiritual dan kepercayaan kepada nenek moyang atau roh-roh untuk mendapatkan perlindungan dan bantuan.
BACA JUGA:Dari Nabi Adam Hingga Gunung Kerinci, Jejak Misterius Makhluk Bunian di Sumatera
Salah satu cara untuk menjalin hubungan baik dengan nenek moyang atau roh-roh adalah dengan meminta izin kepada mereka ketika ingin melakukan sesuatu di tempat baru, termasuk buang hajat.
Masyarakat Babel percaya bahwa dengan melakukan ritual ini, mereka akan mendapatkan restu dan simpati dari nenek moyang atau roh-roh, sehingga tidak akan mengalami hal-hal buruk.
Meskipun zaman sudah berubah dan teknologi sudah berkembang, mitos tentang Mantra Permisi Buang Hajat masih tetap dipercaya dan dijalankan oleh sebagian besar masyarakat Babel.
Hal ini menunjukkan bahwa mitos ini memiliki nilai-nilai budaya yang kuat dan mendalam, yang tidak mudah tergerus oleh arus modernisasi.
BACA JUGA:Berani Berkunjung? Ini Dia 10 Tempat Angker di Jakarta!Ada Menara Saidah Hingga Mall Klender
BACA JUGA:Suku Gaib Yang Gemar Menyesatkan Manusia dari Sumatera, Misteri Orang Bunian
Namun, ada beberapa perbedaan dalam cara menjalankan ritual ini di zaman modern.