Kabupaten ini memiliki iklim tropis, dengan curah hujan rata-rata 227,94 mm per bulan dan suhu udara rata-rata 22,9-31,05°C.
Kabupaten ini memiliki pantai sepanjang 128,5 km dan perbatasan negara sepanjang 97 km. Jenis tanah yang dominan di kabupaten ini adalah Organosol, Aluvial, Podsolik Merah Kuning, dan Latosol.
Demografi
Kabupaten Sambas memiliki jumlah penduduk 629.905 jiwa (2023), yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya. Suku yang paling banyak di kabupaten ini adalah Suku Melayu, yang merupakan keturunan dari Kesultanan Sambas.
BACA JUGA:Misteri dan Sejarah Kota Pontianak, Jejak Mistis Peluru Meriam dan Hantu Kuntilanak
Selain itu, ada juga suku Dayak, Tionghoa, Jawa, Madura, Bugis, dan lain-lain. Agama yang paling banyak dianut oleh penduduk kabupaten ini adalah Islam, yang merupakan warisan dari Kesultanan Sambas.
Selain itu, ada juga agama Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, dan lain-lain. Bahasa yang paling banyak digunakan di kabupaten ini adalah Bahasa Melayu Sambas, yang merupakan dialek dari Bahasa Melayu.
Selain itu, ada juga bahasa Indonesia, bahasa Dayak, bahasa Tionghoa, dan lain-lain.
Pariwisata
BACA JUGA:Profil dan Sejarah Kota Singkawang di Balik Keberadaan Amoy dan Festival Cap Go Meh
Kabupaten Sambas memiliki potensi pariwisata yang menarik, baik dari segi alam, sejarah, maupun budaya.
Beberapa objek wisata yang populer di kabupaten ini adalah:
1. Istana Alwatzikhoebillah
Istana ini merupakan bekas kediaman Sultan Sambas, yang dibangun pada tahun 1671. Istana ini memiliki arsitektur yang khas, dengan ornamen-ornamen yang bercorak Islam dan Melayu.
BACA JUGA:Apa Kabar Kota Pontianak? Berikut Nama-Nama Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat
Di dalam istana ini, terdapat museum yang menyimpan berbagai benda bersejarah, seperti pusaka, perhiasan, pakaian, dan dokumen-dokumen kerajaan.