Profil Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan

Minggu 24-12-2023,21:34 WIB
Reporter : Mael
Editor : Mael

Pada tahun 1938, Afdeeling Martapura diubah menjadi Onderafdeeling Martapura, yang terdiri dari tujuh distrik, yaitu Distrik Martapura, Distrik Riam Kanan, Distrik Riam Kiwa, Distrik Benua Empat, Distrik Margasari, Distrik Aluh-Aluh, dan Distrik Gambut.

Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945), Kabupaten Banjar menjadi bagian dari Shu Sangyo Kumiai Martapura, sebuah organisasi ekonomi yang dibentuk oleh Jepang untuk mengelola sumber daya alam di Kalimantan Selatan. 

Pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia (1945-1949), Kabupaten Banjar menjadi salah satu basis perjuangan rakyat melawan Belanda dan NICA. 

Beberapa tokoh pejuang yang berasal dari Kabupaten Banjar antara lain adalah KH. Zaini Abdul Ghani, KH. Idham Chalid, KH. Ahmad Zaini Dahlan, dan KH. Abdul Wahab Hasbullah.

BACA JUGA:Saranjana Dimana? Kota Gaib di Kalimantan Selatan Bikin Bulu Kuduk Merinding, Desa Oka-Oka, Kecamatan Pulau La

Pada masa Orde Lama (1950-1965), Kabupaten Banjar menjadi bagian dari Provinsi Kalimantan, yang terdiri dari Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat. 

Pada tahun 1957, Provinsi Kalimantan dibagi menjadi dua, yaitu Provinsi Kalimantan Selatan dan Provinsi Kalimantan Utara. 

Kabupaten Banjar masuk ke dalam Provinsi Kalimantan Selatan, yang kemudian dibagi lagi menjadi dua provinsi pada tahun 1964, yaitu Provinsi Kalimantan Selatan dan Provinsi Kalimantan Tengah. 

Kabupaten Banjar tetap berada di Provinsi Kalimantan Selatan.

BACA JUGA:Asal Usul Kota Saranjana, Legenda Sambu Ranjana di Kerajaan Pulau Halimun Kotabaru Kalimantan Selatan, Berikut

Pada masa Orde Baru (1966-1998), Kabupaten Banjar mengalami perkembangan di bidang pembangunan, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. 

Beberapa proyek strategis yang dilaksanakan di Kabupaten Banjar antara lain adalah pembangunan Jembatan Banua Anyar, pembangunan PLTA Riam Kanan, pembangunan Bandara Syamsudin Noor, dan pembangunan Pusat Perdagangan Martapura.

Pada masa Reformasi (1998-sekarang), Kabupaten Banjar mengalami perubahan politik, sosial, dan budaya. 

Beberapa peristiwa penting yang terjadi di Kabupaten Banjar antara lain adalah pemekaran Kabupaten Banjarbaru pada tahun 1999, pemilihan bupati langsung pertama pada tahun 2005, dan pembentukan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) pada tahun 2007.

BACA JUGA:Legenda Ular Dandaung: Kisah Cinta dan Perjuangan dari Kalimantan Selatan, Menarik dan Mengandung Nilai Luhur

Geografi

Kategori :