Kehidupan Petani di Lereng Gunung Tetap Berjalan Normal Meskipun Erupsi Marapi

Rabu 06-12-2023,05:10 WIB
Reporter : itdisway
Editor : Adi Candra

Kehidupan Petani di Lereng Gunung Tetap Berjalan Normal Meskipun Erupsi Marapi

RAKYATEMPTLAWANG.DISWAY.ID - Meski Gunung Marapi di Sumatera Barat kembali mengalami erupsi, sebagian petani di sekitar lereng gunung tetap melanjutkan aktivitas pertanian.

Pemerintah desa setempat telah memberikan larangan beraktivitas di sekitar gunung, namun sebagian kecil petani tampaknya mengabaikannya.

Kepala Desa Batu Palano, Darizal, menyatakan bahwa pemerintah desa telah memberikan peringatan dan larangan kepada warga, terutama kepada 90 persen dari 3.000 warga yang merupakan petani.

BACA JUGA:Viral Ibu-Ibu Melawan Arus Marahi Petugas Polantas Di Jalan Raya

Meskipun demikian, sebagian kecil dari mereka tetap beraktivitas, mengabaikan imbauan tersebut.

Imbauan yang disampaikan kepada warga meliputi kewaspadaan dan pemantauan perkembangan erupsi Gunung Marapi.

BACA JUGA:Jalur Pendakian Gunung Marapi Tetap Dibuka Meskipun Status Waspada: Penjelasan Keputusan dan Alasannya

Pengeras suara di masjid dan mushala daerah setempat juga dimanfaatkan untuk menyampaikan informasi penting.

Warga di sekitar lereng gunung nampaknya sudah terbiasa dengan hembusan abu vulkanik, bahkan saat erupsi pada Minggu (03/12) memiliki intensitas yang lebih besar.

BACA JUGA:Tragedi Erupsi Gunung Marapi Sumbar: Tim SAR Temukan 13 Korban, Evakuasi Masih Berlangsung

Darizal menjelaskan bahwa awalnya, sebagian besar warga berhenti berladang akibat suara gemuruh yang cukup besar. Namun, tidak berapa lama setelah itu, mereka kembali bekerja seperti biasa.

Batu Palano, yang berjarak lima kilometer dari puncak Gunung Marapi, juga merupakan pintu masuk para pendaki gunung. Meskipun begitu, warga di sana tidak merasa khawatir karena erupsi terjadi saat gunung tertutup kabut.

BACA JUGA:Tim Supervisi SPN Polda Sumsel Dinilai Positif oleh Kapolres Mura, Pemeriksaan Latihan Polri Berjalan Baik

Salah seorang petani cabai di Batu Palano, Husniah (50), mengakui bahwa awalnya ia dilarang pergi ke ladang oleh anaknya karena khawatir terdampak erupsi.

Kategori :